Sodiq Amin

Senin 18-04-2022,08:00 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

SRI LANKA kini diibaratkan kapal yang sedang tenggelam. Sedang Pakistan sudah berusaha tetap mengapung.

Sudah diputuskan: Sri Lanka tidak bisa membayar utang. Sabtu lalu. Terserah mau diapakan.

Perdagangan saham pun dihentikan. Seminggudulu –entah bagaimana selanjutnya. Saham itu, kalau tidak distop, pasti rontok.

Listrik di sana sudah byar-pet. Parah. Tidak tertahankan. Bensin dan solar juga harus diantre. Bahan makanan tidak cukup. Devisa untuk impor pun tidak ada.

Baca juga: 4 Menteri Kabinet Jokowi Bisa Mundur, Erick Thohir dan Sandiaga Uno Paling Berpeluang

Benar-benar seperti kapal mau tenggelam.

Kita aman. Mestinya. Ekspor kita terbesar dalam sejarah –devisa kita tertinggi sejak 1945. Ekspor sawit, batu bara dan nikel mencapai kejayaannya: terima kasih Rusia?

Sedang ekonomi Sri Lanka sekarang ini yang terburuk. Dalam sejarahnya sebagai negara merdeka. Terburuk sejak 1948. Baca selengkapnya di Disway.id, klik di SINI.

Baca juga:

Tags :
Kategori :

Terkait