2,5 bulan Direhabilitasi, Elang Jawa Dilepas

Rabu 20-11-2013,11:14 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CILIMUS- Setelah dilakukan rehabilitasi selama 2,5 bulan akhirnya elang jawa dilepas ke alam bebas pada hari Selasa (19/11). Pelepasan burung yang mirip dengan lambang negara ini dilakukan di Blok Lambosir yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai (TNGC). Hadir dalam acara tersebut Bupati Kuningan H Aang  Hamid Suganda, Ketua BTNGC Dulhadi, Zaini Rahman dari Rain (Raptor Indonesia) yang merupakan komunitas pelestarian burung pemangsa. Turut hadir  juga Bupati Kuningan terpilih Hj Utje Ch Hamid Suganda serta para pejabat kuningan dan Kabag Ops Polres Kuningan, Kompol H Taufik AS. Menurut Dulhadi, sebenarnya sudah diagendakan beberapa kali elang akan dilepas, namun baru hari ini bisa terealisasikan. Faktor elang belum kembali ke insting liar dan juga bobot badan yang masih di bawah 1,5 kg jadi pertimbangan. \"Setelah kami rehabilitasi selama 2,5 bulan, kami rasa burung sudah kembali normal,\" ujar Dulhadi dalam sambutan sebelum acara pelepasan. Diterangkannya, selama direhabilitasi burung tidak langsung bersentuhan dengan manusia. Melainkan elang ditempatkan di kandang yang setiap hari dipantau pergerakannya melalui teropong. Awalnya memang jinak, namun setelah direhabilitasi berangsur normal. Tanda elang sudah normal adalah insting liarnya kembali muncul. Sebagi contoh, ketika  burung perkutut hidup dilepas di kandang langsung diterkam. Begitu juga kalau melihat manusia langsung menjauh. Meski sudah dilepas, lanjut dia, bukan berarti tugas sudah beres. Burung elang tetap dalam pemantauan pihaknya. Di bagian sayap burung elang dipasang mikro chip, sehingga bisa dipantau pergerakaannya melalui radio transmitter. Jadi, apabila ada yang menangkap pun akan diketahui. Kebetulan, pihaknya bekerja sama dengan tiga mahasiswa Uniku yang tengah melakukan skripsi, sehingga ada bantuan. Pihaknya berharap, dengan pelepasan elang ke habitat aslinya bisa membuat burung ini tetap lestari. Karena perburuan burung ini tinggal tersisa lima pasang di gunung Ciremai. Sementara itu, Bupati Aang menyambut positif pelepasan burung elang itu. Terlebih populasinya terus menurun. Pihak Pemkab Kuningan sendiri sejak 2009 sudah menerbitkan Perda No 10 Tahun 2009 mengenai pelestarian burung. \"\'Kami sangat mendukung pelestarian, karena kalau tidak seperti itu akan semakin punah. Saya sendiri bangga dengan adanya pelepasan burung yang benar mirip lambang negara Indonesia,\" ucap Aang. Pantauan Radar, acara pelepasan sendiri belangsung pukul 10.55 WIB. Semua tamu yang hadir ikut melihat dari dekat pelepasan burung tersebut. Namun sayang meski jaring sudah dibuka, elang tak kunjung terbang. Meski ditunggu hingga 15 menit, tapi tetap tak kunjung terbang. Akhirnya, para tamu pun meninggalkan lokasi, karena takut elang stres akibat banyak orang. Selain acara pelepasan burung, pada kesempatan itu diberikan penghargaan kepada para pemenang lomba menggambar burung garuda dan juga lomba foto tingkat pelajar. Khusus lomba mengambar burung elang untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak sejak dini. (mus)

Tags :
Kategori :

Terkait