Radarcirebon.com, PEGUNUNGAN BINTANG - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, penggal kepala seorang warga yang merupakan pendulang emas di Awinbon, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Aksi kelompok kriminal tersebut kian beringas. Diketahui, KKB Papua penggal kepala warga sipil yang merupakan pendulang emas di Kampung Kawe, Distrik Awinbon, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Kendati demikian, KKB Papua kelompok Bocor Subelit bahwa kepala warga yang mereka penggal adalah intelijen. Bukan warga sipil.
"Papua merdeka. Papua merdeka. Hari ini pasukan saya, siang hari dapat satu kepala intelejen. Langsung ditewaskan," sebut juru bicara KKB Papua tersebut, usai penggal kepala warga.
BACA JUGA:Laga Perdana Liga 1 Musim 2022-2023: Madura United Sikat Habis Barito Putra
Diketahui, kejadian KKB Papua penggal kepala warga terjadi pada 19, Juli 2022. Hal itu, sesuai dengan keterangan Bocor Subelit dalam video.
Sementara juru bicara KKB Papua, Sebby Sambom meminta agar jenazah korban dikirimkan ke Istana Negara untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Segera evakuasi mayat korban dan kirim kepada Presiden Jokowi di Sitana Negara di Jakarta," tandas Sebby Sambom, dalam keterangan tersebut.
KKB Papua menegaskan, bahwa akan jatuh lebih banyak korban jiwa dan terus menebar teror, selagi belum ada perundingan dengan Pemerintah Indonesia.
BACA JUGA:Densus 88 Tangkap 13 Orang Diduga Teroris dari Kelompok JI dan JAD
“Pasukan TPNPB akan bunuh lebih banyak lagi, jika Presiden Indonesia tidak mau perunding dengan tim juru runding TPNPB bersama delegasi dari semua organisasi yang berjuang Papua merdeka,” tulis KKB Papua.
Informasi yang dihimpun, diketahui warga yang dipenggal tersebut berinisial Az yang juga bekerja sebagai penjaga kios di lokasi 41.
Adapun kronologi kejadian, ketika Az sedang menjaga kios bersama temanya tiba-tiba datang beberapa OTK dan dua orang diantaranya masuk ke dalam kios.
Mereka menginterogasi korban Az sambil memegang parang. Sedangkan OTK yang lain berjaga-jaga di luar kios.
BACA JUGA:Dua Meninggal, Akibat Antrian Minyak di Sri Langka karena Terlalu Lama Mengantri