Radarcirebon.com, CIREBON - Sejumlah PSK online yang beroperasi di kos-kosan maupun hotel kelas melati mengungkap pengakuan terkait pekerjaan yang mereka jalani, belakangan ini.
Sebanyak 4 PSK online tersebut, bekerja membuka jasa prostitusi lewat aplikasi. Atau yang akrab disebut open bo dengan mangkal di hotel kelas melati sampai kos-kosan yang disewa harian.
Inisialnya T, A, F dan S. Para PSK online itu, berada di hotel melati yang berbeda-beda di kawasan Jl Tuparev, Kabupaten Cirebon. Ada juga yang stand by di kos-kosan harian.
Mereka menunggu lelaki hidung belang yang mencari wanita open BO atau PSK online lewat aplikasi. Dengan bayaran yang diterima sekitar Rp400 sampai 500 ribu sekali kencan.
BACA JUGA:Razia di Gronggong dan Tuparev Cirebon, PSK Online Kena Ciduk, Mengaku Pemain Baru
BACA JUGA:Emak emak Adu Jotos di Alun-alun Majalengka, Diduga Ini Penyebabnya
Namun, dalam penawaran awal mereka biasa mematok tarif Rp800 sampai dengan 900 ribu untuk layanan kencan singkat. Biasanya dipertemukan lewat aplikasi tertentu dengan calon pelanggannya.
Kencan singkat itu, berlangsung disebutkan selama 1 jam. Meski pada praktiknya tidak sampai hitungan satu jam. Atau lebih tepatnya disebut tarif untuk satu kali main.
Dari harga yang ditawarkan itu, biasa mereka menyertakan foto yang menggoda di setiap profil maupun galeri pada akun mereka. Tentunya dengan nama samaran.
Setelah sepakat dengan tawar menawar tarif via aplikasi itu, barulah pelanggan menuju ke tempat yang telah ditentukan. Lantas, barulah terjadi hubungan yang sudah dijanjikan.
BACA JUGA:Bupati Cirebon dan Patwal Adu Fisik, Ini yang Terjadi
BACA JUGA:Santri Dikutuk Jadi Monyet, Kisah Murid Sunan Kalijaga di Cirebon
Namun, T, A, F, dan S, yang baru saja mendapatkan pesanan lewat aplikasi, tiba-tiba didatangani petugas Satpol PP yang melakukan razia pekat di salah satu hotel kelas melati hingga kos-kosan.
Razia penyakit masyarakat yang dilaksanakan Satpol PP menyasar lokasi di kawasan Gronggong dan Tuparev. Sebab, berdasarkan laporan masyarakat, kerap ditemui PSK online di wilayah Kabupaten Cirebon tersebut.
Kepada petugas, T, A, F dan S mengaku sebagai pemain baru. Mereka terpaksa bekerja karena himpinan ekonomi dan kebutuhan yang harus dipenuhi.