Santri Dikutuk Jadi Monyet, Kisah Murid Sunan Kalijaga di Cirebon
Kisah santri dikutuk jadi monyet di petilasan Sunan Kalijaga, Kota Cirebon. -Ist-Radarcirebon.com
Radarcirebon.com, CIREBON - Warga Kota Cirebon mungkin tidak asing dengan Kisah Sunan Kalijaga, dan 40 santri yang dikutuk jadi monyet dan kini tinggal di kawasan petilasan.
Kisah santri dikutuk jadi monyet memang populer di Situs Petilasanan Sunan Kalijaga, yang ada di Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Dari kisah tutur yang berkembang di masyarakat, santri Sunan Kalijaga dikutuk jadi monyet karena tidak mau menaati perintah melaksanakan Salat Jumat. Padahal, sudah berulangkali diingatkan.
Merujuk pada cerita santri Sunan Kalijaga dikutuk jadi monyet yang bersumber dari pitutur ini, jumlah kera di situs petilasan sejak dulu konon tidak pernah berubah.
BACA JUGA:Bharada E dan Brigadir J Bukan Sekedar Ajudan Ferdy Sambo, Keduanya Anggota Satgassus, Apa Itu?
BACA JUGA:Hasil Piala AFF U-16 Indonesia vs Filipina: Nima Sakti Puas
Ada yang menyebut jumlahnya 40 ekor, sesuai jumlah santri Sunan Kalijaga yang dikutuk. Versi lain menyebut jumlahnya 99 bahkan 100. Tetapi, tidak berkurang ataupun lebih.
Konon, di tempat tersebut menjadi tempat syiar sekaligus pesantren dari Sunan Kalijaga yang ada di Cirebon. Dan di pesantren tersebut ia memiliki banyak santri atau murid. Semuanya berjumlah 40 orang.
Pada suatu hari, seperti setiap hari Jum’at tiba, di pesantren tersebut diadakan sholat jum’at. Dan dalam setiap sholat jum’at sebelumnya, murid-muridnya hadir untuk melaksanakan sholat jum’at tersebut.
Namun sebelum dilaksanakan shalat jum’at kali ini, salah seorang muridnya sengaja berniat tidak melaksanakannya.
BACA JUGA:Pantau! Sampah Roket China Seberat 20 Ton Melintasi Indonesia, Berbahaya?
BACA JUGA:Memeriahkan HUT RI, Desa Hulubanteng Gelar Pekan Olahraga Desa
Salah seorang muridnya ini sebelum waktu sholat jum’at tiba pergi ke sungai dengan maksud untuk mencari ikan. Adapun cara yang dilakukan dalam mencari ikan tersebut adalah dengan parakan (mengeringkan).
Ketika sampai di sungai mulailah muridnya itu membendung sungai. Kemudian setelah membendung sungai ia menawu air (membuang air) di bagian yang dibendung.
Seiring berkurangnya air pada bagian yang dibendung mulai kelihatanlah ikan-ikan di dalamnya. Karena ikan-ikan tersebut kelihatan, kemudian ditangkaplah ikan-ikan itu oleh murid Sunan Kalijaga tersebut.
Sementara itu di pesantren, baik Sunan Kalijaga maupun murid-muridnya sudah berkumpul siap-siap untuk melakukan sholat jum’at. Namun ketika sholat jum’at tersebut akan dimulai, Sunan Kalijaga melihat jumlah muridnya yang kumpul 39 orang.
BACA JUGA:Memeriahkan HUT RI, Desa Hulubanteng Gelar Pekan Olahraga Desa
BACA JUGA:Charly Van Houten Memukau Penonton di Malam Puncak Perayaan Hari Jadi ke-653 Cirebon
Karena muridnya kurang satu itulah pada akhirnya Sunan Kalijaga merasa kehilangan dan kemudian bertanya kepada murid-muridnya yang lain tentang keberadaan seorang muridnya yang tidak terlihat itu.
Ketika menanyakan pertanyaan itu, murid-muridnya yang lain tersebut menjawab tidak tahu. Karena tidak tahu itulah Sunan Kalijaga akhirnya menyuruh muridnya untuk mencarinya. Setelah itu dicarinyalah santri yang tidak hadir oleh santri yang disuruhnya.
Ketika santri yang disuruhnya menemukannya ia membertahukan kepadanya bahwa Sunan Kalijaga merasa kehilangan dan memberitahu bahwa Sunan Kalijaga menyuruhnya untuk sholat jum’at.
Namun di tengah kesibukannya menangkapi ikan, murid yang sedang mencari ikan tidak mau sholat jum’at dengan menjawab bahwa ia sedang tanggung parakan.
BACA JUGA:Asnawi Cetak Gol Kedua, Ansan Greeners Menang Telak Tiga Gol Tanpa Balas
BACA JUGA:Temuan Bansos Jokowi Dikubur di Depok, Begini Klarifikasi Pihak JNE
Setelah tidak berhasil mengajak santri yang sedang mencari ikan itu, santri yang disuruh Sunan Kalijaga kembali dan menemui Sunan Kalijaga serta memberitahukan apa yang diucapkan santri yang sedang mencari ikan.
Mendengar apa yang disampaikan santri yang disuruhnya tersebut, Sunan Kalijaga berucap, “Sholat jum’at masih mencari ikan kaya monyet saja!”.
Karena yang mengucapkan seorang wali, seketika itu juga seorang muridnya menjadi monyet. Dan sejak kejadian itu, pada akhirnya di Kalijaga terdapat monyet.
Demikian kisah santri dikutuk jadi monyet yang merupakan cerita rakyat di kawasan Kalijaga, Kota Cirebon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disparbud kota cirebon