Novelis Salman Rushdie Ditikam Saat Berikan Kuliah di Chautauqua Institution New York

Sabtu 13-08-2022,22:15 WIB
Reporter : Moh Junaedi
Editor : Moh Junaedi

Namun bagi umat muslim, novelnya dianggap penuh SARA hingga tak boleh beredar di India dan menyulut kerusuhan di Pakistan.

Sedikitnya 45 orang tewas dalam aksi protes novel itu di India pada tahun 1991, termasuk 12 orang di kota kelahiran Rushdie, Mumbai. 

Pada tahun yang sama, seorang penerjemah Jepang dari buku itu ditikam sampai mati. 

BACA JUGA:Adopsi Teknologi Digital untuk Ciptakan UMKM Tangguh

Dan pada tahun 1993, penerbit buku yang menerbitkan Novel itu di Norwegia ditembak tiga kali. 

Novel itu dilarang beredar di Iran. Mendiang pemimpin Ayatollah Agung Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa tahun 1989, yang memerintahkan bunuh Salman Rushdie. Namun Khomeini meninggal pada tahun yang sama.

Ancaman pembunuhan dan hadiah membuat Rushdie bersembunyi di bawah program perlindungan pemerintah Inggris yang mencakup penjaga bersenjata sepanjang waktu.

Rushdie muncul setelah sembilan tahun mengasingkan diri dan dengan hati-hati kembali tampil di depan umum, mempertahankan kritiknya yang blak-blakan terhadap ekstremisme agama. (jun/fin)

2

 

Kategori :