Di Desa Maleber, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, hampir 30 persen warganya memilih keluar daerah untuk mengadu nasib.
“Dari mereka ada yang buka usaha, ada juga yang menjadi karyawan sebuah perusahaan,” ujar Eno Darsono Wijaya, tokoh masyarakat Desa Maleber, beberapa waktu lalu.
Menurut Eno, banyak warganya memilih merantau dengan bebagai alasan, yang jelas masalah tingkat kebutuhan hidup yang menjadi alasan.
"Sudah tradisi dari dulu banyak yang merantau, ada juga yang diajak saudaranya, selain itu lapangan kerja di daerah juga minim,” kata Eno.
BACA JUGA:Angka Positif Covid-19 Terus Meningkat, IDI: PTM Harus Dipantau
Untuk yang memilih buka usaha di sebuah kota, memang masyarakat Kuningan cenderung membuka warung bubur atau mi rebus.
Ada sebuah anggapan, mi instan yang disajikan di warung lebih enak dibandingkan dengan buatan sendiri, meski sudah diberi toping macam-macam, tetap saja mi rebus buatan warung juaranya.
Terlepas dari apapun jawabannya, ternyata masyarakat Kuningan memegang peranan penting dalam lahirnya asumsi tersebut.
Produsen mi instan seperti Indofood tentu harus mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat Kuningan. Tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas pemilik warung mi instan di Pulau Jawa berasal dari Kuningan.
BACA JUGA:Manchester United Menang 1-0 di Kandang Southampton, Casamiro Sukses Lakukan Debut
Warung bubur selalu menyediakan menu lain seperti bubur kacang ijo atau ketan, mi rebus ditambah dengan telur setengah matang. Menu makanan tersebut, tidak pernah kehilangan pelanggan jika dikelola oleh orang Kuningan.
Untuk jam operasional, rata-rata mereka buka 24 jam. Tentu dengan personel berbeda, tetapi rasa tetap terjaga.
Bubur dan mi instan bukan makanan khas Kuningan. Namun antara makanan tersebut dan masyarakat Kuningan seakan memiliki hubungan ekonomi yang dekat.
“Di kampung masih minim, tetapi di luar kota banyak yang buka usaha bubur dan mi rebus,” ujar Iing Solihin, karyawan warung bubur di bilangan Jl M Toha, Kota Cirebon.
BACA JUGA:Bocah 12 Tahun Hanyut Saat Berenang di Saluran Irigasi Cipelang Jatitujuh Majalengka
Iing tidak menampik ungkapan warung bubur dan mi rebus dikaitkan dengan orang Kuningan, karena menurutnya banyak di daerah asal dirinya yang membuka usaha seperti itu. “Mereka rata-rata memilih ke luar Cirebon untuk membuka usahanya,” tambah Iing.