Momen pendakian para Londo ini diabadikan via kamera analog yang amat jadul, salah satunya di Goa Walet.
BACA JUGA:Prediksi Munchen vs Barcelona: Adu Ketajaman Thomas Muller dan Lewandowski
BACA JUGA:Teganya Suami di Ciledug Habisi Nyawa Istri Setelah Baca Chat di HP
Foto-foto yang dipublikasikan Blog Majalengka Heubeul juga menunjukkan Johanna Gerarda Jacoba Wiegmans dan Jo Huusen, dua wanita Belanda pendaki Gunung Ciremai, kemungkinan di depan rumah kokolot Apuy.
Kemudian foto para pendaki gunung, beserta warga lokal yang mengantar dan membawa perlengkapan, beristirahat di lereng Gunung Ciremai.
Nama Apuy bukan hanya terkenal karena pisang (cau apuy), tapi karena letaknya yang membuat desa ini menjadi pangkal pendakian Gunung Ciremai.
Rangkaian foto tersebut adalah seri dari tujuh foto tiga warga Belanda, dua di antaranya wanita, yang mendaki Gunung Ciremai melalui jalur Apuy.
BACA JUGA:Upadate Kasus Pria Coba Membakar SPBU di Tangkil Cirebon, Pelaku pernah Depresi
BACA JUGA:COD Sabu di Depan Goa Sunyaragi Cirebon, Pelaku Keciduk Polisi yang Menyamar
Tampaknya ketiga orang ini saling bergantian memotret, sehingga di tiap foto selalu hanya ada dua di antara mereka yang tampak, tidak pernah sekaligus bertiga.
Dari rangkaian foto tersebut terlihat pakaian warga Apuy, yang sedikit banyak bisa menggambarkan bagaimana orang Majalengka dari kalangan biasa berpakaian pada zaman dulu.
Ada tiga hal yang selalu muncul: Sarung, iket, dan nyeker. Ini tampaknya tampilan “wajib” lelaki Majalengka zaman dulu.