Dalam jangka pendek, kabut asap dapat menyebabkan hipertensi dan stroke, sedangkan dalam jangka panjang, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan penumpukan plak pada pembuluh darah atau arteriosklerosis.
BACA JUGA:Heboh Isu Arie Untung Berpoligami: Permohonan maaf Kepada Istriku
Hal ini diduga berkaitan dengan proses peradangan yang muncul karena paparan partikel berbahaya di dalam kabut asap.
Menyebabkan iritasi mata. Efek kabut asap juga dapat menyebabkan iritasi pada mata. Hal ini karena adanya debu dan zat iritatif yang terkandung di dalam kabut asap.
Oleh karena itu, sediakan obat tetes mata dan jangan lupa gunakan kacamata saat beraktivitas di luar rumah, terutama saat sedang menghadapi kabut asap.
Meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru. Kabut asap juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-paru, meski Anda bukan perokok aktif.
BACA JUGA:Remaja Bacok Sopir Taksi Online, Bocil Lakukan Pelecehan di Hutan Kota
BACA JUGA:Teruntuk Pemain Timnas U-20 Indonesia, Simak Baik-baik Kalimat Shin Tae Yong Berikut Ini
Hal ini karena kabut asap mengandung banyak partikel yang bersifat karsinogen atau bisa menyebabkan kanker.
Menimbulkan iritasi dan peradangan kulit. Tak hanya gangguan pada organ dalam, efek kabut asap juga dapat menimbulkan iritasi dan peradangan pada jaringan kulit.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kabut asap dapat meningkatkan risiko terjadinya penuaan dini, jerawat, kanker kulit, serta memperburuk gejala eksim dan psoriasis.
Perlu dicatat bahwa efek buruk kabut asap dapat berbeda-beda pada setiap individu. Bayi, anak-anak, dan lansia adalah kelompok paling rentan terhadap efek kabut asap.
BACA JUGA:Tiga Pemain Persib Siap Memperkuat Timnas Indonesia di FIFA Match Day 2022
BACA JUGA:Seorang Debt Collector Ditembak di Tangerang, Pelakunya Berbadan Gemuk
Oleh karena itu, batasi aktivitas di luar ruangan ketika musim kabut asap datang. Jika harus beraktivitas di ruang terbuka.