Setelah kejadian tersebut, Maesunah dan suami mendatangi rumah pelaku. Tetapi, orang tua pelaku juga pasrah dengan tindakan dan kenakalan anaknya.
BACA JUGA:Apa Alasan Dedi Mulyadi Digugat Cerai Bupati Purwakarta, Tidak Saling Follow di Medsos, Oh Ternyata
BACA JUGA:Istri Pesulap Merah Kena Santet? Begini Jawaban Tegas Marcel Radhival
"Zk tuh anaknya guru kamu. Ya Allah kamu tuh si anak nakal," kata Maesunah menirukan ucapan orang tua pelaku.
Dia juga awalnya tidak tega melaporkan, karena orang tua pelaku orang tidak mampu. Bahkan berulangkali ayah Zk juga tidak mau untuk datang ke polsek.
Namun, ternyata video tersebut terus menyebar di media sosial dan semakin viral, lantaran disebar oleh salah satu pelaku via status WhatsApp.
Kemudian keluarga juga mendesak agar kasus tersebut dilaporkan. Akhirnya, persoalan bullying tersebut ditangani Polresta Cirebon.
BACA JUGA:Hero Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Desa Bungko
BACA JUGA:Livoli 2022 Segera Digelar di Bali, Ini Daftar Klub Divisi 1 Ada dari Jawa Barat
Sebelumnya, Wakasek Kurikulum SMK Ulumuddin Susukan Kabupaten Cirebon, Amirin mengatakan, pelaku berinisial AS yang melakukan bullying telah resmi dikembalikan kepada orang tua atau dikeluarkan dari sekolah.
Sedangkan pelaku lainnya yang masih satu kelas, masih dipertimbangkan. Meski dari Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Cirebon, meminta agar para pelaku bullying tidak dikeluarkan.
"Dari KCD minta tidak dikeluarkan. Tapi ini menyangkut nama baik sekolah. Jadi untuk pelaku utama kita kembalikan ke orang tua. Untuk temannya, masih nunggu nanti dari Polresta Cirebon bagaimana," kata Amirin.
Amirin menambahkan, pihak sekolah sangat menyesalkan adanya kejadian tersebut. Bahkan pasca kejadian pihak sekolah sudah proaktif dengan membentuk tim dari pihak guru.
BACA JUGA:Anak Dedi Mulyadi Menulis Kalimat Menyentuh Setelah Ibunya Menggugat Cerai
BACA JUGA:3 Keuntungan Timnas Indonesia dari Uji Coba Lawan Curacao, Nomor Dua Paling Keren
"Tim itu dari kesiswaan, wali kelas dan Satgas Anti Perundungan di sekolah. Terutama untuk menginvestigasi kejadian tersebut, benar atau tidak dilakukan oleh siswa. Ternyata benar," ungkap Amirin.