Radarcirebon.com, BANDUNG - PT PLN (Persero) memulai babak baru dalam pembangunan mega proyek PLTA Upper Cisokan Pumped Storage (UCPS).
Setelah pekerjaan pembangunan jalan akses selesai dikerjakan, saat ini PLTA dengan teknologi Pumped Storage pertama dan terbesar di Indonesia itu resmi memasuki tahap konstruksi.
Dalam acara bertajuk “Groundbreaking PLTA Upper Cisokan Pumped Storage 4x260 MW” yang diselenggarakan di lokasi pembangunan PLTA tersebut, tahap ini ditandai dengan pengoperasian alat berat secara simbolis dan disaksikan sejumlah pejabat mulai dari tingkat nasional hingga tingkat daerah.
Hadir dalam acara, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Hageng S. Nugroho menjelaskan bahwa dimulainya pembangunan PLTA ini merupakan bentuk konkret aksi Indonesia dalam mendukung Energy Transition Mechanism (ETM) dan pencapaian target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% di tahun 2025 untuk menunjang pembangunan rendah karbon. Hal tersebut menjadi selaras dengan komitmen PLN untuk memimpin transisi energi menuju energi yang lebih hijau. Tercatat dalam RUPTL PLN, komposisi penambahan pembangkit EBT mencapai 20,9 Giga Watt (GW) dari 40,6 GW total penambahan pembangkit baru atau sekitar 51,6% total penambahan kapasitas pembangkit PLN.
BACA JUGA:Pelaku Penusukan di Depok Mau Kabur Digagalkan Gadis 19 Tahun Bernama Alifa, Sungguh Heroik
“Bapak Presiden mengingatkan bahwa Proyek PSN harap dipercepat penyelesaiannya dan dipantau progresnya.
Kantor Staf Presiden akan terus mendukung dan mengawal proyek ini karena proyek ini termasuk Proyek Strategis Nasional dan menjadi tugas KSP untuk terus mengawal PSN,” ujar Hageng.
Executive Vice President Konstruksi Jawa, Madura, Bali, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) , Ratnasari Sjamsuddin mengatakan bahwa saat ini, Pemerintah Indonesia tengah berkomitmen menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29% terhadap proyeksi skenario bisnis yang dijalankan secara biasa (business as usual) pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Hal tersebut menjadikan PLN mempunyai peran penting dalam program dekarbonisasi untuk mencapai NZE tahun 2060. “Untuk mencapai target NZE pemerintah Indonesia, maka PLN berkomitmen untuk mencapai target carbon neutral pada tahun 2060, mencapai energy mix EBT 23% pada tahun 2025, tidak melakukan penambahan pembangkit berbahan bakar fosil serta melakukan transisi pembangkit batubara ke EBT secara bertahap,” ungkap Ratnasari.
Pembangunan PLTA yang ditargetkan beroperasi di tahun 2027 ini dilaksanakan melalui Kerjasama pendanaan antara PLN dengan pemerintah Indonesia yang diwakili Kementerian Keuangan melalui skema perjanjian penerusan pinjaman atau Subsidiary Loan Agreement (SLA) dimana PLN mendapatkan total pendanaan sebesar USD380 juta dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yang merupakan bagian dari World Bank Group.
BACA JUGA:Pelantikan Eselon II Pemda Kota Cirebon, Perempuan Makin di Depan
Selain itu, proyek PLTA UCPS juga direncanakan akan didanai oleh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan total pendanaan USD230 juta dalam bentuk co-financing dengan World Bank dengan skema serupa.
Pengambilan keputusan ini dinilai menjadi langkah yang tepat waktu dan kritikal oleh PLN dalam proses transisi energi. Hal tersebut dilihat dari tingkat suku bunga yang kompetitif dan tenor yang panjang yaitu 24,5 tahun. Di sisi lain, PLTA ini akan mengurangi ketergantungan dan sensitivitas APBN terhadap gejolak harga komoditas utama, terutama minyak dan gas.
Sehingga, koefisien korelasi biaya dengan pergerakan harga minyak dan gas dapat dikurangi.
PLTA Terbesar
PLTA UCPS merupakan pembangkit yang tergolong besar dengan kapasitasnya yang mencapai 1.040 Mega Watt (MW). Melalui kapasitas tersebut, PLTA ini akan menjadi PLTA dengan kapasitas terbesar se-Indonesia yang mana status tersebut saat ini dipegang oleh PLTA Cirata dengan kapasitas 1.008 MW.
BACA JUGA:Kunjungan ke Majalengka, Puan Maharani Diajak Ngobrol Bahasa Sunda: Teu Nanaon
PLTA UCPS ini akan memiliki kontribusi yang besar dalam peningkatan bauran energi bersih. Pembangkit ini juga akan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan Jawa, Madura, Bali dengan meningkatnya cadangan putar (spinning reserve) dan pemulihan dengan cepat jika terjadi blackout sistem kelistrikan Jawa, Madura, Bali.
Selain menjadi yang terbesar, PLTA UCPS juga menjadi pembangkit pertama yang menggunakan teknologi Pumped Storage di Indonesia. Memanfaatkan aliran sungai Cisokan, anak sungai Citarum, PLTA ini akan memiliki dua bendungan dengan ketinggian berbeda. Adapun pembangunan PLTA UCPS ke depannya akan meliputi pembangunan Bendungan atas dan bawah, Power House, Terowongan ( Tunnel ), Switchyard, Jaringan Transmisi, serta Access Road sepanjang 33 kilo meter (km) yang telah selesai dikerjakan pada sejak awal tahun 2020 lalu.
Sementara pembangunan konstruksi utama proyek PLTA UCPS rencananya akan dimulai tahun 2022 ini untuk pekerjaan paket 1, yaitu Lot 1A – Bendungan dan Lot 1B – Waterways.
Berwawasan Lingkungan
Berdasarkan rangkaian survei keanekaragaman hayati di sekitar area proyek PLTA UCPS, terdata adanya 36 spesies mamalia darat, 114 spesies burung, 48 spesies reptil, dan 17 spesies ikan.
BACA JUGA:Geger Pertalite Boros dan Cepat Menguap setelah Harga Naik, Ron Berubah? Pertamina Membantah
Lebih pentingnya lagi, temuan ini mencakup beberapa spesies yang termasuk dalam daftar Critically Endangered or Endangered (Terancam Kritis atau Genting) dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) (Trenggiling, Surili, dan Kukang Jawa).
Oleh karena itu, sesuai dengan misi PT PLN (Persero) menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan ke-15, Ekosistem Daratan, PLN UIP JBT melakukan rangkaian kegiatan konservasi hutan di daerah tangkapan air PLTA UCPS dan sekitarnya.
Kegiatan konservasi hutan ini meliputi pelaksanaan kegiatan reboisasi/penanaman, pengelolaan hutan (pemeliharaan tanaman, pengaturan jenis tanaman untuk mendukung catchment area, monitoring kawasan hutan, pengelolaan keanekaragaman hayati, dan sebagainya).
Dalam acara seremonial groundbreaking, PLN UIP JBT juga memberikan bibit pohon secara simbolis kepada Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat Namun, sebelumnya PLN juga telah melakukan penanaman pohon di sekitar lokasi area proyek.
Sebanyak 77 (tujuh puluh tujuh) bibit pohon buah-buahan (durian, mangga, alpukat, jambu dan kelengkeng) telah ditanam di sekitar area proyek. Hal ini memaknai komitmen yang kuat dari PLN terhadap kelestarian lingkungan, menghasilkan green dam pertama di Indonesia, di samping penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan yang handal dan ramah lingkungan
BACA JUGA:Keluhan Warga Pertalite Serasa Cepat Habis Geger di Medsos, Pertamina Kasih Penjelasan Begini