Radarcirebon.com, TEBI BARAT – Konflik berdarah antara warga sipil Palestina dengan tentara Israel kembali meletus.
Pada hari Rabu 28 September 2022, 4 warga Palestina tewas dan 44 lainnya terluka dalam serangan penangkapan Abd al-Rahman Hazem, saudara warga Palestina yang diduga terlibat pembunuhan tiga warga sipil di Jalan Dizengoff Tel Aviv pada bulan April lalu.
BACA JUGA:Covid-19 Mulai Melandai, Malaysia Cabut Aturan Penggunaan Masker bagi Penumpang Pesawat Terbang
Bahkan, Komandan militer Israel di Tepi Barat Letnan Jenderal Aviv Kohavi telah diberi lampu hijau untuk menggunakan drone bersenjata untuk melakukan pembunuhan yang ditargetkan terhadap teroris Palestina.
Berbicara kepada Radio Angkatan Darat pada Kamis 29 September 2022, Menteri Dalam Negeri Israel Omer Bar Lev mengatakan bahwa sementara “tidak ada yang tertarik untuk meluncurkan operasi skala besar,” jika situasinya terus memburuk, “itu bisa terjadi.”
BACA JUGA:Raih Kontrak Tahun 2022 dan 2023 dari UNICEF, Bio Farma Siap Ekspor Vaksin Polio
Bar Lev melanjutkan, bahwa Israel saat ini sedang “melakukan upaya dan penanggulangan yang ditargetkan” dalam upaya untuk mencegah skenario seperti itu.
Dia menambahkan bahwa “kemungkinan Hamas dan Jihad Islam Palestina dapat bergabung dari Jalur Gaza jika kami meluncurkan operasi, tidak akan menghalangi kami,” imbuhnya.
BACA JUGA:Bantuan Kemanusiaan Indonesia untuk Bencana Banjir Bandang Pakistan Sudah Tiba
Sebelumnya, The Jerusalem Post melaporkan bahwa komandan IDF telah menjalani pelatihan untuk mempersiapkan mereka terhadap kemungkinan bahwa mereka akan menggunakan drone bersenjata selama operasi kontra-terorisme.
Perlu diketahui, Angkatan Udara Israel telah menggunakan drone bersenjata sejak awal 2008 dalam pembunuhan yang ditargetkan di Gaza terhadap Hamas dan teroris Jihad Islam Palestina, tetapi mereka belum digunakan di Tepi Barat. (jun/jpnn)