Radarcirebon.com, JAKARTA – Kisah cinta pahlawan Pierre Andries Tendean dengan Rukmini mewarnai cerita kelam di masa revolusi.
Kisah cinta Pierre Tendean dengan kekasihnya Rukmini kandas setelah G30S PKI. Sang pahlawan revolusi gugur menjelang pernikahan.
Pierre Tendean merupakan putra kedua dari tiga bersaudara yang lahir di Jakarta pada 21 Februari 1939.
Karis Tendean di militer cukup mentereng. Pangkat terakhirnya sebagai seorang Kapten. Namanya juga diabadikan di beberapa nama jalan seperti di Manado, Balikpapan, dan kawasan Jakarta Selatan.
BACA JUGA:Sejarah Pemberontakan PKI di Cirebon, Bermarkas di Jalan Siliwangi
BACA JUGA:Airlangga Hartarto Minta Pemerintah Pusat dan Daerah Kerjasama Kendalikan Inflasi
Di tengah peringatan G30S PKI, kisah-kisah Pierre Tendean selalu menjadi sorotan.
Selain sosoknya sebagai pahlawan revolusi, kisah cinta Pierre Tendean dengan Rukmini yang berakhir tragis juga tak luput dari sorotan.
Kisah cinta Pierre Tendean dan Rukmini bermula dari Medan, Sumatera Utara. Ketika itu Tendean ditugaskan ke Medan dan bertemu dengan sosok Rukmini.
Pertemuan itu terjadi ketika Tendean yang terkenal berwajah ganteng dan gagah ini, bersama temannya hendak menemui pak Chamim di kediamannya. Di sana pula Tendean bertemu Rukmini.
BACA JUGA:Cinta Laura: Ajak Generasi Muda Peduli Lingkungan Ikuti BRI, The Best ESG’s Mover
BACA JUGA:PSGJ Bisa Kena Sanksi Pasca Pelemparan Bus Pesik Kuningan, Simak Pernyataan Kombes Imam
Setelah lulus pendidikan, Letda Pierre Tendean ditugaskan sebagai Komandan Peleton di Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II Bukit Barisan, Medan.
Setahun setelah itu, tepatnya tahun 1963, Letda Pierre Tendean mendapatkan kesempatan untuk masuk ke Sekolah Intelijen di Bogor dan menjalankan tugasnya sebagai intelijen di berbagai daerah.
Pada 15 April 1965 Tendean diangkat sebagai ajudan Jenderal A.H Nasution.