Radarcirebon.com, JAKARTA - Seluruh rekaman CCTV telah dikumpulkan Polri untuk mencari bukti atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan.
Setelah terkumpul, tim investigasi mempelajari dan menganalisa rekaman CCTV pada tragedi di Stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan 131 korban jiwa pada Sabtu, 1 Oktober 2022.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan seluruh rekaman CCTV yang ada sudah dilakukan analisa dan pendalaman.
BACA JUGA:Sebagai Wujud Sinergitas dan Solidaritas, Polresta Cirebon Beri Kejutan HUT ke-77 TNI
Hasil rekaman itu akan dijadikan satu alat bukti terkait tragedi Kanjuruhan.
"Seluruh rekaman CCTV yang ada, sudah dilakukan analisa dan pendalaman dan itu merupakan salah satu alat bukti petunjuk yang menjadi bahan penyidikan maupun analisa tim penyidik," katanya dikutip dari fin.co.id, Rabu 5 Oktober 2022.
Dedi menjelaskan, rekaman CCTV yang dilakukan pendalaman dan analisa oleh penyidik tersebut, merupakan rekaman dari pintu 9 hingga 14 di Stadion Kanjuruhan. Pada titik-titik itu, banyak korban berjatuhan.
BACA JUGA:Gelar Upacara HUT Ke-77 TNI, Korem 063 SGJ Pilih Lokasi Ini, Sungguh Takjub
Menanggapi adanya rekaman yang beredar terkait petugas menghalang-halangi penonton yang akan keluar dari area stadion, Dedi mengatakan bahwa sebenarnya saat itu anggota polisi yang bertugas sedang melakukan proses evakuasi.
"Anggota Polri saat mengevakuasi kepanikan itu, terjadi semacam boleh dikatakan dihalang-halangi, dilempar, kemudian terjadi lari. Pada pintu 13 dan 14, anggota polisi ada yang meninggal dunia," tuturnya.
Ia menambahkan, dalam upaya untuk mengungkap apa yang sesungguhnya terjadi di Stadion Kanjuruhan tersebut harus dipandang secara utuh dan komprehensif, termasuk bagaimana kondisi stadion, terkait statuta FIFA dan sejumlah aturan lain dalam pertandingan.
BACA JUGA:FOP Kabupaten Cirebon Pertandingkan Dua Cabang Olahraga
"Itu sedang dikaji oleh tim. Terkait (Panpel Arema FC), ada pendalaman, masih ada beberapa keterangan yang dibutuhkan tim," ujarnya.
Sebelumnya, pada Sabtu 1 Oktober 2022 terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.