Radarcirebon.com, JAKARTA - Buat para ibu yang baru saja melahirkan, tolong perhatian tumbuh kembang bayi anda.
Sebab, ketelitian orang tua dalam memperhatikan tumbuh kembang buah hati dapat berpengaruh terhadap masa depan kesehatan anak.
Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia memberi peringatan kepada ibu melahirkan mengenai bahaya kekurangan hormon tiroid pada bayi yang baru lahir.
BACA JUGA:Dugaan Korupsi Makan Minum Santri Tahfidz Indramayu, 4 Orang Ditahan Kejaksaan
Berdasarkan keterangan mereka, kekurangan hormon tiroid pada bayi dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang hingga gangguan pada kognitif.
Sebab itu, untuk menghindari masalah kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid, masyarakat diimbau untuk melakukan skrining pada bayi baru lahir.
Kekurangan hormon tiroid atau hipotiroid kongenital yang terdeteksi lebih cepat kemudian diobati, dapat mencegah anak mengalami keterlambatan pertumbuhan dan keterbelakangan secara kognitif.
BACA JUGA:Buyback Saham, Pengamat Ekonomi: Long Term Insentif Tingkatkan Kinerja Karyawan
Mengacu prevalensi global 1:3.000 kelahiran, menunjukkan bahwa 1.500 dari 4,4 juta bayi baru lahir Indonesia diperkirakan lahir dengan hipotiroid kongenital. Dengan demikian skrining hipotiroid kongenital perlu dilakukan.
Gejala dan tanda yang dapat diobservasi setelah 1 bulan bayi lahir antara lain tubuh pendek, lunglai, kurang aktif, bayi kuning, lidah besar, mudah tersedak, suara serak, pusar bodong, dan ubun-ubun melebar.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kemenkes dr Ni Made Diah PLD, MKM mengatakan skrining hipotiroid kongenital dilakukan pada bayi baru lahir untuk memilah bayi yang menderita hipotiroid kongenital.
BACA JUGA:Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023 Ada 24 Hari , Cek Daftarnya
''Dengan skrining, diharapkan bayi yang menderita hipotiroid kongenital dapat diberikan tatalaksana dengan segera sehingga dapat terhindar dari kecacatan, gangguan tumbuh kembang, keterbelakangan mental dan kognitif,'' ujar dr. Diah dikutip dari fin.co.id, Selasa 11 Oktober 2022.
Pemeriksaan skrining hipotiroid kongenital menggunakan sampel darah tumit pada bayi, usia 48 jam sampai 72 jam yang diambil oleh tenaga kesehatan.
Semua bayi baru lahir berhak mendapatkan pemeriksaan tersebut melalui pelayanan di Puskesmas hingga rumah sakit.