Radarcirebon.com, JAKARTA - Senjata dan amunisi disebut telah habis oleh intelijen Inggris. Pasukan Rusia juga dikatakan sudah kelelahan serta menghadapi situasi yang putus asa.
Sebuah informasi menyebutkan bahwa, pasukan Rusia di Ukraina mengalami situasi sulit seperti kehabisan senjata dan amunisi.
Selain itu, dikatakan juga jika warga Rusia saat ini semakin menyadari bahwa keputusan menyerang Ukraina adalah sebuah langkah yang salah perhitungan.
Demikian pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Kepala Badan Intelijen Siber Inggris GCHQ Jeremy Fleming sperti dikutip dari FIN, Rabu 12 Oktober 2022.
Fleming mengatakan, situasi perang di Ukraina juga tidak begitu menyenangkan bagi pasukan Rusia.
Dia menegaskan bahwa, pasukan Rusia telah kehabisan senjata dan amunisi untuk menyerang. "Kami tahu, dan para komandan Rusia di lapangan tahu," kata kata Sir Jeremy Fleming.
"Pasokan dan amunisi mereka kini telah habis," imbuhnya lagi dalam pidato di lembaga pemikir Royal United Services Institute (RUSI) di London.
Selain senjata dan amunisi yang habis, dia juga menyebut kondisi pasukan Rusia yang tidak baik-baik saja.
BACA JUGA:3 Cara Menggunakan Test Pack yang Benar Supaya Hasilnya Akurat, Calon Ibu Harus Tahu Nih
"Pasukan Rusia kelelahan. Eksploitasi tahanan untuk dukungan, dan kini mobilisasi puluhan ribu personel wajib militer yang belum berpengalaman, menunjukkan sebuah situasi yang putus asa," ujarnya.
Kepala mata-mata Inggris itu juga menuturkan bahwa warga biasa Rusia "kabur dari wajib militer, dan menyadari mereka tidak dapat lagi bepergian."
"Mereka sadar akses ke teknologi modern dan pengaruh eksternal akan dibatasi secara drastis. Mereka (warga Rusia) merasakan sejauh mana penderitaan kemanusiaan yang mengerikan yang disebabkan perang yang dipilih olehnya," kata Fleming merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Fleming juga mengatakan tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir taktis oleh Rusia, yang ia yakini bahwa "doktrin Rusia dan pendekatan Putin untuk perang ini semoga (penggunaan nuklir) masih jauh dari kenyataan."
Pidato Fleming disampaikan sehari setelah Rusia meluncurkan puluhan rudal ke kota-kota Ukraina yang menurut Putin sebagai balasan atas ledakan yang terjadi sehari sebelumnya di Jembatan Kerch yang menjadi penghubung antara Krimea dan Rusia.