Radarcirebon.com, CIREBON - Kasus gagal ginjal yang terjadi pada anak-anak dalam beberapa waktu terakhir terus meningkat. Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orangtua.
Ketua IDI Kabupaten Cirebon, dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein SpPD menuturkan gagal ginjal akut ini berbeda dengan gagal ginjal biasanya yang terjadi pada orang dewasa.
Penyebab gagal ginjal pada orang dewasa biasanya dikarenakan oleh diabetes, hipertensi, dan beragam penyakit penyerta lainnya.
BACA JUGA:Komisi I DPRD Kota Cirebon Dukung Pemindahan Mapolres Cirebon Kota
Gejala yang terjadi pada gagal ginjal yang dialami orang dewasa pun bertahap dimulai dengan air kencing yang keruh, kemudian produksi urine berkurang.
Sedangkan gagal ginjal akut biasanya timbul beberapa gejala khas saja. Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) bisa dilihat dari dua hal, yakni produksi urine yang dihasilkan tiap hari dan kadar kreatinin.
"Orang yang dengan atau tanpa penyakit ginjal, urine akan terganggu jika mengalami sakit, untuk itu harus dilakukan cek laboratorium kadar kreatinin," ungkapnya.
BACA JUGA:Jauhi Obat Sirup Karena Berbahaya, Beralihlah ke Bawang Merah Sebagai Alternatifnya
Beberapa teridentifikasi anak-anak yang mengalami gagal ginjal akut biasanya mengalami infeksi baik saluran pernafasan maupun penceraan.
Jika infeksi saluran pernafasan biasanya ditandai dengan flu, demam, batuk, dan pilek. Kemudian jika infeksi saluran pencernaan ditandai dengan demam, nyeri perut, mual, dan muntah. Terakhir teridentifikasi anak yang mengalami gagal ginjal karena obat.
"Masih dalam penelitian lebih lanjut apakah murni terjadi karena kandungan obat atau karena infeksi yang memicu terjadi gagal ginjal akut," jelasnya.
Saat ini, ada bahan pelarut yang terkontaminasi untuk obat sirup yang diduga memicu terjadinya gagal ginjal pada anak yakni Etilen glikol dan dietilen glikol.
Padahal kedua bahan ini sudah tidak diperbolehakn menjadi pelarut untuk obat di Indonesia. Investigasi dan evaluasi akan penggunaan kedua bahan ini pada produsen obat juga masih terus dilakukan.
Beberapa waktu lalu 4 hingga 5 produsen obat pun sudah mendeklarasikan bahwa tidak menggunakan bahan baku tersebut.
BACA JUGA:Bencana Banjir Melanda Wilayah Jawa Timur, BRI Peduli Tanggap Darurat Salurkan Bantuan
"Saat ini sebaiknya hindari konsumsi obat sirup, jika sedang berlangsung maka hentikan dan diubah dalam bentuk lain. Untuk bayi bisa mengganti dengan bentuk puyer yang dilarutkan dengan air," terangnya.
Lanjutnya, di masa post pandemi seperti saat ini orangtua harus lebih waspada. Perubahan iklim sangat berpengaruh pada kesehatan dan ketahanan tubuh.
Saat anak sakit, misalnya demam jangan langsung mencari obat. Namun mulailah dengan mengompresnya dengan air hangat lalu perbaiki asupan cairannya jika demam masih tetap naik hingga 38 derajat barulah beri obat.
BACA JUGA:Bencana Banjir Melanda Wilayah Jawa Timur, BRI Peduli Tanggap Darurat Salurkan Bantuan
"Perhatikan juga urine anak, jika tidak keluar urine sama sekali selama 6-8 jam atau keluar urine kurang dari setengah hingga 1 cc dalam kurun waktu 6-12 jam maka dapat dicurigai gejala ini mengarah pada gagal ginjal akut," tuturnya.
Masyarakat harus tetap waspada dan mengakses pemberitaan dari sumber yang terpercaya dan memiliki kapabilitas untuk menyampaikan hal tersebut.
Selalu saring informasi yang didapat. Di samping itu, pemerintah dan IDI juga masih terus memberikan edukasi dan pemahaman akan gejala gagal ginjal akut yang terjadi saat ini. "Pahami gejalanya, tetap waspada, jangan panik," tukasnya.
BACA JUGA:AKP Manaek S Ritonga, Kapolsek dengan Jumlah Harta Kekayaan Lebih Banyak dari Kapolri
Untuk penjabaran lebih lengkap terkait Gagal ginjal Akut yang terjadi pada anak, bisa disaksikan di Kaligane Podcast Radar Cirebon Channel bersama Ketua IDI Kabupaten Cirebon, dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein SpPD yang akan tayang Jumat 21 Oktober 2022. (apr)