Namun demikian, Kristia Hermawan mengungkapkan bahwa, dari sampel tiga pasien anak yang menderita gangguan ginjal akut di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, tidak ditemukan adanya kristal tersebut.
Pelacakan penyebab gangguan ginjal akut progresif atipikal, menurut Kristia, telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari Kementerian Kesehatan.
Antara lain dengan melakukan penelusuran riwayat penggunaan obat sirop serta pemeriksaan toksikologi untuk mengetahui ada tidaknya EG dan DEG dalam darah atau urine pasien.
"Dalam hal ini, pengambilan sampel telah dilakukan pada tiga pasien yang pekan lalu masih menjalani perawatan. Tim medis belum mendapat hasil pemeriksaan karena sampel harus diperiksa di Labkesda DKI Jakarta," ungkapnya.
RSUP Sardjito sejauh ini sudah menangani 13 pasien gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak.
Tujuh di antaranya meninggal dunia, empat anak sudah dinyatakan sembuh, sedangkan dua anak masih harus dirawat. (ant/jpnn)