Radarcirebon.com, CIREBON - Desainer keturunan Cirebon yang tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat, Arnold Putra, kini sedang berada di Afghanistan dan berinteraksi dengan Taliban.
Tak sekadar berkunjung, Arnold Putra benar-benar berada di tengah polisi Taliban dan bercengkrama bersama mereka. Bahkan, dia mengaku diundang untuk berkunjung ke kantor polisi.
Belum diketahui terkait agenda kunjungan Arnold Putra ke Afghanistan yang kini dikuasai oleh Taliban, hingga bisa masuk dan berinteraksi dengan polisi di sana.
Namun, pada salah satu momen yang dibagikan di media sosial miliknya, nampak dia memegang senapan mesin otomatis bersama personel kepolisian.
BACA JUGA:John Terry dan Alessandro Nesta Bentrok di Stadion Chandrabaga
BACA JUGA:Ridwan Kamil Paparkan Potensi Investasi di Kawasan Rebana
Hingga kini, Arnold Putra masih berada di Afghanistan. Tidak hanya berinteraksi dengan polisi di sana, dia juga bersama dengan masyarakat setempat dan memamerkan kebersamaannya.
Arnold Putra memang seringkali melakukan kunjungan ke tempat ekstrem. Bukan kali ini saja, dia mau ke lingkungan yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya.
Beberapa waktu lalu, bahkan dia sempat berkunjung ke suku pedalaman di beberapa negara dan hidup bersama dengan mereka. Tidak diketahui persis apa tujuan dari Arnold sebenarnya.
Apakah itu merupakan bagian dari eksplorasi dalam mencari inspirasi desain ataupun melakukan hal yang lain dan tidak diketahui oleh publik.
BACA JUGA:Siswi MA Al-Hikmah Juara 1 Lomba Vlog di Ajang Edufest 2022 Tingkat Nasional
BACA JUGA:Luar Biasa! Toprak Razgatlioglu Menjadi Tercepat di WSBK Mandalika 2022
Seperti diketahui, Arnold Putra pada awal tahun 2022 ini, sempat mengundang kotroversi karena memamerkan tas dengan tali yang berasal dari tulang punggung manusia.
Kontroversi desain tas tulang punggung manusia itu, membuatnya menjadi perbincangan secara internasional. Meski tidak jelas bagaimana kelanjutannya.
Hingga Arnold kemudian kembali memamerkan aktivitasnya, termasuk saat berada di Afghanistan dan berinteraksi dengan Taliban dan kesehariannya di negara tersebut.