BACA JUGA:Merasa Dirugikan, Nasabah Laporkan Perusahaan Lising ke Polda Jabar dan OJK
Lalu, 2 orangnya temannya disemprot dengan merica.
Ironisnya, Zhao menjadi korban penganiayaan polisi saat mencoba menghentikan aparat membawa temannya pergi.
Akibatnya, Zhao kehilangan sepatu dan pergi tanpa alas kaki.
Pengunjuk rasa juga mendesak Presiden China Xi Jinping dan Partai Komunis mundur.
BACA JUGA:Piers Morgan, Presenter yang Buat Cristiano Ronaldo dan Manchester United Putus
Salah satu tuntutan mereka yakni pencabutan lockdown di Xinjiang.
“Kami tidak ingin ada tes PCR. Kami ingin demokrasi dan kebebasan pers,” teriak para pengunjuk rasa.
Mayoritas pengunjuk rasa berasal dari etnis Han.
Etnis itu memang berasal dari wilayah tersebut.
BACA JUGA:Polres Cirebon Kota Buka Layanan Pengaduan Distribusi BLT
Berbeda halnya dengan warga Uighur yang memilih tak ikut dalam aksi unjuk rasa itu.
Warga Yighur tidak berani turun ke jalan lantaran perbedaan hukuman bila mereka berbicara menentang.
“Orang Uighur berbeda. Jika kami berani mengatakan hal seperti itu, kami akan dibawa ke penjara atau kamp,” ucap dia.
Salah satu alasan Pemerintah China melakukan pembatasan Covid-19, yakni angka infeksi harian mencapai lebih dari 30 ribu orang.
BACA JUGA:Jemaah Umrah Kembali Terbang dari Bandara Kertajati