MAJALENGKA-Berbagai langkah terus dilakukan organisasi penggiat penanggulangan HIV/AIDS untuk mengantisipasi penularan virus HIV di Kabupaten Majalengka. Koordinator SSR LSM Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kabupaten Majalengka Dede Darkam MPd mengatakan, dalam rangka memperingati hari AIDS se-dunia PKBI melakukan kerjasama dengan senat Akper dan BEM STIKes Yayasan Pendidikan Imam Bonjol (YPIB) Majalengka. Kerjasama dilakukan dalam bentuk pelaksanaan seminar tentang penanggulangan HIV/AIDS dengan para peserta mahasiswa Akper dan STIKes YPIB serta para pelajar perwakilan dari SMA dan SMK yang ada di Kabupaten Majalengka. \"Seminar ini terlaksana berkat kerjasama antara PKBI Majalengka dengan Senat Akper dan BEM STIKes YPIB dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia. Seminar yang dibuka langsung Direktur Akper Dr H Wawan Sonjaya MM itu bertujuan untuk menyosialisasikan tentang bahaya penularan HIV/AIDS bagi kalangan pelajar dan mahasiswa,\" jelas Dede Darkam kepada Radar di sela acara seminar yang berlangsung di kampus STIKes YPIB Majalengka, Senin (16/12). Dikatakan Dede, materi yang diberikan dalam seminar kali ini antara lain tentang HIV AIDS dilihat dari perspektif Islam yang disampaikan oleh Mu\'tasim Lc dari Akper YPIB Majalengka. Kemudian HIV AIDS dilihat dari sosio kultural masyarakat Majalengka yang disampaikan H Heru Hoerudin MAg dari PKBI serta materi tentang getting thee zeroes, penggendalian HIV AIDS yang disampaikan dr H Huda Ginajar MMKes dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka. Dijelaskan pria yang juga aktif sebagai dosen STKIP Muhammadiyah Kuningan itu, setelah organisasi yang bergerak di bidang penanggulangan HIV/AIDS berupaya mendorong masyarakat yang rawan penularan HIV, ternyata penyebaran HIV di Majalengka sangat mengerikan. Meskipun angkanya masih ada di bawah daerah lain di wilayah III Cirebon, tapi hal itu cukup menjadi bahan perhatian karena satu persatu warga yang positif HIV ditemukan dari hasil tes darah oleh petugas. Lanjut Dede, seminar tentang HIV/AIDS dengan peserta para pelajar dan mahasiswa tujuannya untuk memberikan pemahaman tentang beberapa hal yang dapat menjadi perantara penularan virus HIV. Beberapa hal yang menyebabkan penularan virus HIV tersebut seperti halnya hubungan seks bebas berganti-ganti pasangan, penggunaan jarum suntik bersama-sama, dan ibu hamil yang positif HIV kepada anaknya. (eko) Sementar itu terpisah, Wakil Ketua PKBI Kabupaten Majalengka Heru Hoerudin, menyebutkan jika bahwa pada saat ini, telah terjadi pergeseran penyebab utama menularnya HIV dari jarum suntik pengguna narkoba kepada perilaku sex bebas. Hal ini, kata dia, menggambarkan bahwa perilaku sex bebas sudah mulai menunjukkan angka yang signifikan dalam kehidupan masyarakat. Bisa jadi hal ini didorong oleh rendahnya sikap beragama seseorang, ditambah dengan ekses negative perkembangan teknologi informasi yang memang sulit dikendalikan. \"Disinyalir, perilaku sex bebas tidak hanya dilakukan pada tempat-tempat lokalisasi, tapi juga di hotel, rumah biasa bahkan yang cukup potensial untuk menjadi tempat sex bebas juga adalah tempat kos-kosan yang umumnya dilakukan kalangan remaja. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Wijayanto tahun 2001 di Yogyakarta,\" kata Heru disela sambutan mengisi acara seminar hari AIDS sedunia di Stikes YPIB Majalengka. Dia menilai jika lemahnya pengawasan dari lembaga pendidikan tempat remaja tersebut belajar, dan juga lemahnya pengawasan dari pemilik tempat kos-kosan, serta sikap apriori masyarakat sekitar terhadap perilaku anak kos, berkontribusi positif terhadap suburnya perilaku sex bebas bagi pelajar dan mahasiswa anak kos. Dia menyarankan jika sebaiknya para pelajar dan mahasiswa memilih tempat kos yang punya induk semang, lebih bagus lagi jika tempat kos tersebut tidak campur laki-laki dan perempuan. \"Berdasarkan penelitian, remaja pada umumnya memanfaatkan sex bebas itu pada momentum tertentu, yakni menjelang tahun baru, pada saat valentine day, bahkan yang mencengangkan, sebagaian remaja memanfaatkan malam lebaran sebagai momentum melakukan sex bebas,\" ujarnya. Menurutnya, hal ini jangan sampai menjadikan remaja yang sejatinya sebagai harapan para orangtua, terjebak pada kehidupan sex bebas, yang sangat rentan terhadap penularan HIV. \"Betul bahwa sex bebas yang sehat bisa kondom, karena dapat mencegah penularan virus, tetapi harus diingat bahwa tidak ada satupun perusahaan kondom yang menjamin ketidakbocorannya sampai 100 persen. Sehingga pada akhirnya sebaik-baiknya perilaku adalah mencegah terjadinya sex bebas, pepatah mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati,\" tegasnya. (azs)
Kenalkan HIV/AIDS kepada Mahasiswa dan Pelajar
Selasa 17-12-2013,10:43 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :