Misalnya meninggal pada hari senin, maka hitungan akan dimulai dari hari senin sebagai hari pertama, lalu berikutnya hari selasa dan rabu, maka selamatan bisa dilaksanakan hari rabu malamnya.
2. Menghitung 7 harinya
Sama halnya dengan menghitung 3 hari, menghitung peringatan 7 hari maka harus menyertakan hari kematian sebagai hari pertama.
Misal meninggal pada hari senin maka akan dihitung selama 7 hari dari hari senin tersebut. Sehingga selamatan bisa di lakukan pada hari sabtu malam minggu.
3. Menghitung 40 harinya
Di hitung 1 bulan penuh di tambah 3 hari, misal hari kematian pada hari Sabtu pahing, maka dihitung sampai Sabtu Pahing lagi trus di tambah 3 hari yaitu Minggu, Senin, Selasa Kliwon malam Rabu itu pas 40 harinya.
4. Menghitung 100 harinya
Contoh: di hitung dari bulan matinya sampai 3 bulan di tambah 10 hari lebih tepatnya 4 bulan di hitung mulai hari 1 di bulan ke 4 sampai 10 hari dan di cocokkan dengan hari dan pasaran.
Misal meninggal hari Sabtu Pahing dihitung Sabtu – Minggu pasaran Pahing, Pon, Wage, Kliwon dan Legi.
Ketemu hari Kamis Legi malam Jum,at Kliwon pas 100 harinya.
5. Menghitung 1 tahunnya
Contoh: misal matinya di bulan Sura dihitung sampai 1 tahun tepat bulan Sura lagi.
Lalu di cocokkan dengan hari matinya, misal hari matinya Sabtu Pahing dihitung 4 hari 4 pasaran, ketemu hari Senin Wage malam Selasa Kliwon pas 1 tahun matinya.
6. Menghitung 1000 harinya
Contoh: dihitung 35 bulan dimulai dari bulan matinya, misal matinya di bulan Sura sampai 35 bulan, lalu di cocokkan hari matinya, misal matinya hari Sabtu Pahing dihitung 6 hari 5 pasaran, ketemu hari Rabu Legi malam Kamis pas 1000 harinya.
Tapi kalau meninggal di tanggal 1, 2, 3 di bulan Jawa yang memiliki 30 hari hitungannya beda lagi yaitu dihitung 34 bulan, misal matinya bulan Sura tanggal 1, 2, 3, dihitung 34 bulan, lalu di cocokkan dengan hari matinya seperti yang di atas ketemunya akan sama