Program untuk nelayan ini nantinya menggunakan Gaslink Cylinder yang berkapasitas 4,2 lsp.
Dan tentu saja, sudah memiliki standar keselamatan yang tinggi. Mendukung daya jelajah hingga 50 Km pada mode operasi Dual Diesel Fuel (DDF) 50% untuk 1 hari berlayar.
Selain itu, sama juga dengan CNG untuk sepeda motor, CNG untuk kapal nelayan juga memiliki kandung metana beroktan tinggi.
Efeknya adalah, dapat memberi manfaat performa mesin yang baik dan ramah lingkungan.
Haryo mengungkapkan hal yang lebih penting lainnya yaitu, konfersi untuk kapal nelayan akan memberi potensi penghematan bahan bakar hingga 30%.
Potensi penghematan tersebut setara dengan Rp7,2 juta per tahun (konsumsi 10 liter BBM solar per hari).
“Kebutuhan pasokan gas untuk BBG transportasi kurang lebih 40 BBTUD di tahun 2027. Sedangkan penggunaannya, diperkirakan meningkat hingga 410 juta LSP,” ungkap Haryo.
“Impact lanjutannya, akan menghemat APBN untuk mengurangi BBM subsidi hingga Rp 1,25 T per tahun dengan asumsi subsidi BBM sebesar 3000 rupiah per liter,” pungkasnya.
Lantas, apa dampak positif konfersi Pertalite ke CNG untuk bahan bakar sepeda motor? Menurut Haryo, konversi ini memiliki banyak manfaat untuk penggunaan sepeda motor.
Bahkan, menurut dia, penggunaan CNG dapat meningkatkan kesejahteraan.
Sebab, harga bahan bakar yang dapat dihemat mencapai 55% setara Rp 6,9 juta per tahun (konsumsi 4 liter BBM pertalite/ hari).
Di saping itu, beban subsidi BBM dan ketergantungan impor BBM juga dapat ditekan setara 125 ribu kilo liter per tahun.