JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Jelang peralihan tahun diprediksi akan diselimuti oleh cuaca ekstrem.
Mengantisipasi hal tersebut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta operator transportasi mengutamakan faktor keselamatan di masa libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
Selain itu, Kemenhub juga mengimbau para operator transportasi agar mematuhi informasi yang disampaikan BMKG.
BACA JUGA:Ibu Norma Risma Minta Maaf: Saya Tetap Mamak Kandungmu Nak, Surga di Telapak Kaki Ibu
"Walaupun cuaca masih belum membaik, tetapi kita harus dapat melaksanakan operasi-operasi angkutan Nataru tahun ini dengan baik," tegas Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Djoko Sasono, dalam keterangan resminya pada Kamis 29 Desember 2022.
Di sektor pelayaran, Djoko meminta maaf kepada masyarakat jika ada keberangkatan kapal yang terlambat dikarenakan faktor cuaca.
Ia berharap masyarakat dapat memaklumi dikarenakan faktor keselamatan harus diutamakan.
BACA JUGA:Gabung dengan Al-Nassr, Gaji Cristiano Ronaldo Tidak Jauh Beda dengan APBD Kabupaten Cirebon
Sejalan dengan Kepala BPSDMP, Kepala Syahbandar Utama Pelabuhan Makassar, Capt.
Barlet, mengatakan menjamin kapal-kapal yang berangkat harus benar-benar bisa dinyatakan aman, nyaman, layak, dan terkendali sehingga setiap penumpang yang berangkat bisa kita nyatakan terkendali.
Sementara di sektor penerbangan, PT Angkasa Pura/AP II, pengelola 20 bandara di Indonesia, bersama stakeholder telah mempersiapkan langkah antisipasi dalam menghadapi cuaca ekstrem pada periode angkutan Nataru 2022/2023.
BACA JUGA:Peringati HKN, Dinkes Kota Cirebon Gelar Senam dan Jalan Santai
Kepala Komunikasi Perusahaan AP II, Cin Asmoro, mengatakan bahwa pihaknya bersama Otoritas Bandara, Kemenhub, maskapai penerbangan, AirNav Indonesia, dan stakeholder lainnya berkoordinasi dalam mengantisipasi cuaca ekstrem sebagaimana informasi yang disampaikan BMKG.
"Di samping aspek pelayanan, fokus bandara AP II juga pada aspek keselamatan dan keamanan penerbangan khususnya mengantisipasi potensi cuaca ekstrem."
"Sebagai bentuk kesiagaan, bandara-bandara AP II juga siap mengaktifkan Emergency Response Plan sebagai prosedur apabila terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan dan tidak kita harapkan terkait keselamatan penerbangan," jelas Cin Asmoro. (jun)