CIREBON, RADARCIREBON.COM - Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan sejumlah perwakilan dari industri jasa keuangan, Senin (16/1/2023).
Dalam pertemuan tersebut disampaikan sejumlah perwakilan industri jasa keuangan akan menjaga momentum penguatan pertumbuhan ekonomi ke depan.
Sinergi antar stakeholder akan terus dilakukan guna menjaga penguatan pertumbuhan ekonomi.
Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara), Sunarso yang mewakili industri perbankan menyampaikan bahwa pihaknya akan mendukung langkah pemerintah dalam hal hilirisasi industri.
Menurut Presiden, hilirisasi industri 2023 yang berbasis ekstraksi sumber daya alam tidak bisa berhenti dan harus terus dilanjutkan.
BACA JUGA:Tanding Makan Nasi Padang, Arief Muhammad vs Zee JKT48: Tim Pakai Tangan dan Tim Sendok
Hilirisasi merupakan bagian dari point of no return.
"Hilirisasi ini tidak bisa berhenti, tidak bisa kembali, maka industri perbankan berkomitmen untuk mendukung proses hilirisasi agar seluruh rangkaian nilai tambahnya dari proses itu dinikmati oleh masyarakat Indonesia," ujarnya.
Ketua DK OJK Mahendra Siregar juga menyampaikan persiapan pertemuan tahunan industri jasa keuangan akan segera dilaksanakan pada awal Februari 2023.
Rencana, prospek dan tantangan ke depan telah diantisipasi dalam menghadapi kondisi perekonomian global penuh tantangan.
"Kami menyambut masa persiapan masuk ke dalam pemilihan umum dan pemilihan presiden, kinerja dan kondisi serta pertumbuhan dari sektor jasa keuangan dalam mendukung dan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional tetap terjaga baik," tuturnya.
BACA JUGA:WADUH! Gara-gara Tol Getaci, Ciamis dan Banjar Rebutan Exit Toll, Tasikmalaya Minta 3, Kumaha Atuh?
Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, yang mewakili industri pasar modal menyampaikan kinerja positif Bursa Efek Indonesia (BEI).
BEI ditutup kondusif dengan Indeks Harga Saham Gabungan tumbuh 4 persen pada akhir 2022, rata-rata harian perdagangan mencapai Rp15 triliun, jumlah investor tumbuh mencapai lebih dari 10,3 juta investor, serta emiten yang tumbuh menjadi 833 perusahaan.
"Kami juga turut mengapresiasi Undang-undang P2SK (Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan) sebagai bentuk pendalaman pasar kita ke depannya dan juga perluasan dari perdagangan Bursa Efek Indonesia, tidak hanya bursa saham tapi juga bursa karbon," tukasnya.