Jalakotek Jadi Primadona, Raup Untung Besar

Senin 30-12-2013,11:04 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MAJALENGKA. Hari libur selalu ditunggu Dadang (30), pedagang jalakotek (cemilan khas Majalengka). Dengan gerobak dorong dia menjajakan dagangannya di sekitar Alun-alun Majalengka. Pada hari libur Natal, Rabu (25/12), jalakotek Dadang diburu para pengunjung yang mengisi liburan di sekitar Alun-alun Majalengka. \"Pendapatan saya naik 100 persen dari hari biasa bila pas liburan seperti sekarang ini. Apa lagi kalau cuacanya cerah dari pagi sampai sore, saya dengan istri bisa bolak balik bikin adonan di rumah  atau beli bahan-bahan jalakotek ke pasar,\" kata Dadang kepada Radar, Minggu (29/12). Dijelaskan Dadang, bahan bahan jalakotek di antaranya aci atau tepung tapioka untuk kulit luarnya, sedang isinya berupa tahu, biasanya tahu kuning yang telah dibumbui. \"Jalakotek dimasak dengan cara digoreng, setelah matang diberi tambahan bumbu penyedap untuk menambah rasa. Untuk yang suka pedas bisa ditambahkan bubuk cabai untuk menambah rasa dari jalakotek ini,\" terang pria yang tinggal di Cijati ini. Masih menurut Dadang, bentuk, rasa dan penyajian jalakotek tiap pedagang dapat berbeda, semua tergantung selera konsumen. \"Jalakotek biasanya dijual dengan harga berkisar mulai dari Rp500 hingga Rp1.000 tergantung besar kecilnya jalakotek itu,\" ungkapnya. Seorang pembeli Irma Damayanti (21) mengaku sangat menyukai jajanan ini karena rasa dan pedasnya. \"Pokoknya gak cukup dua kalau makan jalakotek, apalagi yang pedas bisa lebih dari lima biji,\" ujar mahasiswi yang sedang berlibur di Kota Angin ini. Lain halnya lagi dengan Didi (50), dia mengira jalakotek itu serupa dengan makanan asal Makassar yaitu jalangkote. \"Ternyata beda ya, kalau jalangkote itu sejenis pastel dalamnya berisi sayuran dan potongan telur, di sini jalakotek mirip cireng isi tahu. Tapi enak juga sih buat teman ngemil selama nyetir,\" tutur pria asal Jakarta ini. (gus)

Tags :
Kategori :

Terkait