Sang ayah, Asep, bekerja sebagai mandor kebersihan di RS Pertamina, Klayan, Kabupaten Cirebon. Dari rumah mereka di Desa Klayan, Asep mengantarkan Dafa ke sekolah.
TKP jadi rute yang dilalui setiap hari. Itu jadi rutinitas ayah dan anak tersebut. Selepas mengantar ke sekolah, Asep langsung bekerja. Tak dulu pulang ke rumah.
Di pagi yang mendung kemarin suasana rumah korban begitu syahdu. Perasaan haru menyelimuti. Terutama keluarga terdekat mereka.
BACA JUGA:Raden Wijaya Pendiri Majapahit Keturunan Raja Sunda dari Kuningan, Sejarah Atau Sekedar Dongeng?
Para tetangga bergilir melayat. Dafa memiliki seorang adik. Duduk di bangku kelas 2 SD. Korban ayah dan anak itu dimakamkan di Pemakaman Ki Gemu, Blok 4, desa setempat. Sekitar pukul 2 siang kemarin.
Paman Dafa, Sumarsono mengaku terakhir kali bertemu dengan korban sehari sebelum peristiwa terjadi. Tak ada firasat. Tak ada tanda-tanda.
Sumarsono juga masih tak menyangka. Pertemuan di rumahnya itu kali terakhir bertemu dengan kakak ipar dan keponakannya tersebut.
“Waktu itu di rumah saya ada acara. Karena masih saudara, (korban, red) dipanggil ke rumah saya,” kata Sumarsono. Saat itu Sumarsono dan korban juga sempat berbincang.
Sumarsono bilang, saudara perempuannya, Meni Ersih, langsung pingsan ketika mendengar kabar mengejutkan itu.
“Terus sempat sadar. Tapi masih di dalam saja,” terangnya.
BACA JUGA:Diskon OYO Maret 2023, Spesial Digital Nomad Sampai 70 Persen
BACA JUGA:Satu Hari Menjelang Harga Spesial Pre-Booking OMODA 5 Berakhir
Sumarsono berharap insiden yang menewaskan dua orang keluarganya mendapat perhatian dari kepolisian.
Ia meminta Satlantas Polres Cirebon Kota memproses kecelakaan maut di Jalan Samadikun Kota Cirebon ini secara hukum.
“Terlihat dari kejadian kan memang posisinya di jalan raya, ya. Saya berharap untuk pihak-pihak yang berwenang, terutama di Lantas, itu segera memproses,” pungkasnya.