"Kepercayaannya kuda yang sudah dimandikan di sini jadi lebih kuat, karena dulu merupakan tempat dimandikannya kuda sembrani," jelas Maman.
BACA JUGA:KISAH NYATA, Di Dusun Ini Mayoritas Menikah dengan Tetangga
BACA JUGA:7 Jenis Channa Kerdil Ukuran 8 sampai 17 Senteimeter, Cocok Ditempatkan di Ruangan Kecil
Dikutip dari laman yang sama, pada zaman dahulu lokasi Cikedung merupakan tempat keramat memandikan kuda-kuda perang, termasuk Kuda Si Windu.
Pada zamannya itu, ada kuda legendaris bernama Kuda Winduhaji milik pendiri Kuningan yakni Ki Gede Kemuning.
Kuda tersebut konon sangat tangguh hingga mampu membunuh seekor gajah.
Kuda Winduhaji itu kemudian sempat dimandikan di aliran Sungai Lengkong yang kini berganti nama jadi Sungai Surakatiga.
BACA JUGA:Ternyata, Indonesia Pelopor Kontes Ikan Channa di Dunia, Negara-negara Tetangga Mulai Ikutan
BACA JUGA:Tentang Kopi, Tempat Nongkrong Baru di Cirebon, Masih Ada Promo Nih
Sejak saat itulah, nama Kuda Winduhaji diabadikan sebagai nama desa yakni Desa Winduhaji.
Tradisi memandikan kuda di Blok Cikedung ini, terus dijaga dan dilestarikan hingga sekarang.
Hingga akhirnya, lokasi memandikan kuda di Blok Cikedung itu, dijadikan lokasi wisata dengan nama Pemandian Kuda Si Windu.
Lokasi sekitar Blok Cikedung mulai ditata rapih, cat warna-warni menghiasi pinggir Sungai Surakatiga.*