Cemas Berlebihan dan Mudah Lupa, Mungkin Gejala Brain Rot yang Sedang Kamu Alami
Gejala brain rot yang penting untuk diketahui. Ilustrasi foto:-Istimewa-Radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM - Brain rot bukan istilah medis resmi, tetapi sering digunakan secara informal belakangan ini merujuk pada suatu keadaan tertentu.
Istilah brain rot atau kebusukan otak digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana seseorang merasa kehilangan produktivitas mental, motivasi, atau kreativitas.
Keadaan tersebut dapat memengaruhi kehidupan seseorang akibat kebiasaan buruk seperti konsumsi konten berlebihan (misalnya, media sosial, video game, atau hiburan pasif).
Jika istilah ini merujuk pada kerusakan otak secara umum (dalam konteks medis), berikut adalah beberapa hal buruk yang bisa terjadi:
BACA JUGA:Brain Rot, Kebusukan Otak Akibat Kebanyakan Informasi Tak Penting di Era Digital
BACA JUGA:10 Cara Mengatasi Brain Rot dengan Mempraktikan Nasihat-nasihat Imam Junaid Al-Baghdadi
1. Penurunan Fungsi Kognitif
- Kesulitan berpikir jernih atau fokus.
- Memori melemah, sulit mengingat informasi penting.
- Penurunan kemampuan untuk belajar atau memecahkan masalah.
2. Gangguan Emosional
- Mudah merasa cemas atau depresi akibat ketergantungan pada aktivitas yang kurang bermanfaat.
- Kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya menyenangkan.
- Perasaan putus asa atau kebosanan terus-menerus.
3. Kehilangan Motivasi
- Kesulitan untuk memulai tugas baru atau menyelesaikan proyek yang sedang berjalan.
- Menunda-nunda pekerjaan (prokrastinasi) secara ekstrem.
BACA JUGA:International Migrant Day: Pemkot Cirebon dan BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Perlindungan PMI
4. Ketergantungan Berlebihan pada Hiburan Pasif
- Konsumsi konten tanpa henti dapat menciptakan siklus adiktif.
- Mengganggu pola tidur, yang berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
5. Kerusakan Hubungan Sosial
- Menarik diri dari interaksi sosial yang bermakna.
- Ketidakmampuan berkomunikasi dengan baik akibat penurunan keterampilan sosial.
6. Masalah Fisik
- Gaya hidup pasif dapat menyebabkan obesitas, nyeri tubuh, atau gangguan postur.
- Pola tidur tidak teratur, kelelahan, atau insomnia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: