KANDANGHAUR – Sempat terlambat, petani di wilayah pantura Indramayu kini mulai memasuki musim tanam. Namun meningkatnya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir membuat mereka cemas, terutama para petani di daerah-daerah rawan banjir. Jika tanaman padi mereka sampai tergenang air akibat curah hujan tinggi dan luapan sungai, maka dikhawatirkan mengalami gagal tanam. Apalagi diprediksi curah hujan di atas normal masih akan terus berlangsung sepanjang bulan di awal tahun 2014 ini. Taryono (50), petani asal Kecamatan Kandanghaur mengatakan, banjir dapat menyebabkan kerugian petani jika terjadi pada awal-awal musim tanam. Sebab, tanaman padi berumur 1-20 hari akan mati jika tergenang air lebih dari tiga hari. “Risikonya petani harus menyulam dengan bibit yang baru,” kata dia kepada Radar, Jumat (3/1). Diakuinya, para petani di wilayah rawan banjir lebih memilih menunda masa tanam ketika memasuki musim hujan. Mereka khawatir sawah yang ditanami kembali diterjang banjir seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Padahal seharusnya musim tanam sudah dimulai sejak akhir tahun lalu. Joni (48) petani lainnya menyebutkan, menunda masa tanam musim rendeng kerap dilakukan oleh para petani yang memiliki lahan sawah di sepanjang tepiang sungai jalur pantura Indramayu bagian barat. Seperti Kecamatan Kandanghaur, Losarang, Patrol dan Kecamatan Sukra. “Sebagian area sawah berada di pinggir sungai yang akan kena luapan saat banjir, namun ada yang berada di kawasan rendah dan mudah tergenang jika turun hujan deras,” katanya. Menurut dia, langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah mengoptimalisasi saluran pembuangan air di area persawahan. Tapi upaya itu tidak bisa berdampak bagus untuk lahan-lahan yang lokasinya berada di cekungan karena justru menjadi tempat penampungan air. (kho)
Musim Tanam, Petani Cemas Banjir
Sabtu 04-01-2014,09:39 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :