Perintah yang kedua, sambung Erick, Presiden Jokowi meminta dirinya kembali membuka pembicaraan dengan FIFA.
Hal tersebut dilakukan, agar Indonesia tetap menjadi bagian keluarga besar dari FIFA.
Sehingga bisa diartikan, sebut Erick, Indonesia jangan sampai terkucilkan dari peta persepakbolaan dunia.
Dengan permintaan dua hal tersebut, sambungya, dirinya akan berusaha keras agar tranformasi sepak bola Indonesia bisa terjadi.
BACA JUGA:Prodi Sarjana Teknik Kimia Unpar Raih Akreditasi Internasional IABEE
"Bukan wacana, tetapi benar-benar terjadi," janjinya.
Tugas lainnya untuk bisa kembali bernegosiasi dengan FIFA, akan dilakukan Erick dengan segala upaya.
Karena potensi sanksi dari FIFA, lanjutnya, tidak mungkin bisa dihindari oleh Indonesia.
"Karena dari FIFA sendiri, sedang mempelajari sanksi yang pantas untuk diberikan kepada Indonesia," imbuhnya.
BACA JUGA:Dibekali Sejumlah Kompetensi, Mahasiswa IPB Cirebon Siap Berkompetisi di Dunia Usaha dan Industri
Dijelaskan Erick, sanksi terberat yang pernah dialami Indonesia di tahun 2015, jangan sampai terulang kembali.
Hal tersebut, disebut Erick menjadi sanksi yang sangat berat bagi sepak bola Indonesia yang sedang berkembang.
"Sanksi waktu itu sebuah kemunduran, dan Indonesia menjadi sendiri waktu itu," sebut Erick.
Oleh karenanya, Erick berharap sanksi terberat yang bisa diberikan FIFA kepada Indonesia, bisa dihindari.
"Kita masih menunggu," pungkasnya.*