Gencar Operasi Pasar, Ternyata Rokok Kretek Penyumbang Inflasi Terbesar

Senin 10-04-2023,12:30 WIB
Reporter : Abdullah
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Inflasi yang saat ini terjadi, ternyata salah satu yang andil terhadap terjadinya inflasi adalah rokok kretek. Hanya saja pemerintah daerah tidak bisa melakukan intervensi terhadap kenaikan rokok.

Hal ini dikatakan Sekretaris Daerah Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi disela sela kunjungan di Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kecamatan Lemahwungkuk, Senin (10/4/2023). 

Kondisi demikian, kata Sekda, Pemda tidak bisa melakukan intervensi dan lebih kepada menyerahkan mekanisme pasar atau meminta masyarakat berhenti merokok. "Ya berhenti merokok," kata Gus Mul.

Gus Mul menjelaskan Salahbsatu pemicu mengapa rokok kretek menjadi faktor pemicu inflasi tinggi karena adanya kenaikan cukai rokok dan berdampak bagi kenaikan  harga rokok. "Faktor utamanya ternyata kenaikan cukai rokok sehingga harga rokok menjadi naik," tandasnya.

BACA JUGA:Generasi Muda Jangan Golput! Rickie Ajak Gunakan Hak Suara di Pemilu 2024

BACA JUGA:TERNYATA Muhammad Adil bisa Kalahkan Sunjaya, Dalam Hal Apa?

Gus Mul juga menjelaskan Pemerintah Kota Cirebon bekerjasama dengan Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Bank BJB gencar melakukan operasi pasar kebutuhan pangan. Dan pada hari ini , Senin (10/4/2023) melakukan operasi pasar di kantor kecamatan Lemahwungkuk, berbagai komoditi dijual mulai dari beras, telor, cabe, bawang merah, gula pasir dijual di stand yang tersedia.

Karena ya Sekda mengapresiasi hari ini di 5 kecamatan serentak GPM, apalagi dampak inflasi luar biasa , penyumbang inflasi terbesar ternyata rokok kretek. kalau bisa dikendalikan penjualan rokok kretek. Dalam waktu dekat, kata Sekda, Rencana akan ada operasi pasar bantuan  provinsi yang disebar 22 kelurahan tiap kelurahan 200 paket dan per paket harganya Rp79 ribu , tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat serta Ingin memastikan stabilitas pangan terkendali.

"Nanti juga ada bantuan PKH dan BPNT sebanyak 389 ton beras. Kebutuhan pokok masyarakat terjamin," bebernya. Pihaknha membeberkan, Hampir tiap pekan kota Cirebon dimonitor perkembangan inflasi. 

Kepala dinas ketahanan pangan pertanian dan perikanan (DKP3) Ir Yati Rohayati MM menjelaskan, gerakan pangan murah (GPM) ini digelar di kecamatan lemahwungkuk serentak di 5 kecamatan, alokasi beras SPHP (Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan) sebanyak 10 ton beras per kecamatan, hanya saja yang lengkap hanya Lemahwungkuk dan harjamukti komoditinya.

BACA JUGA:Fantastis, Ini Harta Kekayaan Sunjaya yang Diduga hasil Korupsi saat Menjabat Bupati Cirebon

BACA JUGA:Pindah Rute Penerbangan dari Bandung ke BIJB Kertajati Mulai Kapan? Simak Penjelasan Menhub

Yati bangga ternyata Beras BPHP mendapat antusias masyarakat,  GPM ini walaupun cadangan pangan Pemeringah pusat sudah diturunkan bulan Maret tapi GPM bulan ini masyarakat tetap antusias dalam rangka pengendalian  pangan dan data beli masyarakat terjaga. "Semoga bermanfaat bagi masyarakat," Yati. (abd)

BACA JUGA:Sidang Lanjutan Sunjaya Hari Ini, Rahmat Sutrisno Akan Dihadirkan, Mantan Sekda Kabupaten Cirebon

Kategori :