Yudo menjelaskan, hingga saat ini ada 4 orang personel yang belum terkonfirmasi dan masih dalam pencarian.
"Saat ini sedang konsentrasi mengevakuasi yang meninggal terjatuh di jurang."
"Kita usahakan evakuasi walaupun terkendala cuaca. Kita prioritaskan yang luka-luka akibat tembakan KST (Kelompok Separatis Terorime). Tadi semuanya sudah berhasil dan sudah dibawa ke rumah sakit," sambungnya.
BACA JUGA:Ini U-Turn yang Ditutup, Jalan Pemuda Kota Cirebon Alami Kepadatan
"Tidak ada prajurit TNI yang disandera dan tidak ada senjata prajurit yang disita oleh KST".
Sementara itu, Panglima TNI Yudo Margono juga mengatakan bahwa status operasi di Papua ditingkatkan menjadi siaga tempur.
Serangan KKB tersebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa prajurit TNI.
BACA JUGA:INFO JALUR MUDIK, Jalan Brigjen Darsono Bypass Kota Cirebon Macet Parah setelah One Way Diberlakukan
Selain itu, melukai 4 prajurit lainnya dan 4 orang masih dalam pencarian.
"Dari awal saya sudah katakan kita akan melakukan operasi penegakan hukum, yakni dengan cara soft approach."
"Tapi dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu, ya kita ubah operasinya menjadi operasi siaga tempur," kata Yudo.
Panglima menyebut status ini hampir sama dengan yang dilakukan TNI di wilayah Natuna.
BACA JUGA:BSI Berangkatkan 619 Peserta Mudik Bareng BUMN, Ada Bus Khusus Disabilitas
Namun meski mirip, bedanya siaga tempur di Natuna diterapkan operasi siaga tempur laut, sedangkan di wilayah Papua dilakukan siaga tempur darat.
Yudo berkata, status siaga tempur hanya berlaku di sejumlah tempat dengan tingkat kerawanan tinggi.
Peningkatan status ini, ungkapnya, ia lakukan agar naluri bertempur prajurit terbangun. (jun)