Sehingga keesokan harinya, Jumat, 21 April 2023, sudah masuk bulan baru, yaitu Syawal.
"Akan tetapi, tinggi hilal tersebut belum memenuhi kriteria MABIMS yang mensyaratkan tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat," tandas Najmuddin.
BACA JUGA:Soal Perbedaan 1 Syawal 1444 H, Ketua MUI: Laksanakan Sesuai Keyakinan Masing-masing
Perbedaan metode penentuan awal bulan inilah yang mengakibatkan Lebaran Idulfitri kemungkinan tidak dilaksanakan secara serentak.
Gerhana matahari pada Rabu, 20 April 2023, membuat hisab hakiki wujudul hilal lebih unggul.
Sebab, ketepatannya dalam menentukan awal bulan yang sesuai dengan gerhana matahari.
BACA JUGA:Tradisi Melihat Hilal Dihimbau Mahkamah Agung Arab Saudi guna Tentukan 1 Syawal 1444 H
"Hal ini disebabkan karena gerhana matahari terjadi pada siang hari waktu siang di Indonesia," tambah Najmuddin.
"Lain cerita apabila gerhana matahari terjadi ketika sore, maka keesokan harinya belum tentu awal bulan karena kemungkinan tinggi hilal masih di bawah ufuk," pungkas Najmuddin.