Pihak Ponpes Al Zaytun, soal merenggangkan shaf itu telah memberikan klarifikasi. Pihak Ponpes jaga jarak itu karena alasan protokol kesehatan akibat covid.
Klarifikasi itu masih belum bisa diterima oleh alumni tersebut. Menurutnya di mana-mana jamaah salat sudah mulai merapatkan barisannya. Selain itu juga bertolak belakang ketika seluruh jemaah selesai melaksanakan salat.
"Tapi kenapa setelah acara salat ada acara makan-makan. Lebih penting salat atau makan-makan?," ucapnya mempertanyakan soal protokol covid.
Kontroversi lainnya, lanjut alumni ini, ada pria nonmuslim yang berada di shaf depan. Jika mengundang yang tidak se-agama sebaiknya tak perlu diikutsertakan dalam shaf salat. Apalagi paling depan. Sekalipun untuk menghormati, tapi seharusnya tidak dilakukan sedemikian rupa.
BACA JUGA:Bisa-Bisanya Motor Matic Nyangkut di Pohon, Ternyata Begini Kronologinya
"Jujur kami alumni merasa agak terbebani saat kami dipertanyakan keluarga, dan lingkungan kami," tuturnya.
Lebih lanjut, pria tersebut meminta kepada Ponpes Al Zaytun agar tidak mengulangi kesalahan serupa. Tidak perlu selalu membuat sensasi di tengah masyarakat.
Hal ini dikarenakan, akan berdampak pada alumni sebelumnya yang pernah belajar di sana. "Please dong jangan bikin sensasi lagi karena kami merasa terbebani," cetusnya lagi.
Bahkan, alumni Mahad Al Zaytun Indramayu meminta, agar pihak Ponpes tidak lagi membuat sensasi. Apapun alasannya. Walaupun alumni juga tidak memberikan saran apa pun yang harus dilakukan pondok setelah kejadian itu menjadi heboh.
BACA JUGA:Maling Motor Dikejar dari Sedong Cirebon hingga Timbang Kuningan, Ending-nya Jadi Begini
Dalam cuplikan video itu, sosok pria yang mengaku alumni itu, mengenakan kemeja putih kotak-kotak dengan peci hitam. Dia mengungkapkan bahwa dirinya salah satu alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat. (*)