Modus pelecehan seksual itu mengajak karyawati kencan atau staycation dengan iming-iming perpanjangan kontrak kerja.
Kasus tersebut menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini di media sosial (medsos). Akibat ulah oknum karyawannya, PT Ikeda merasa dirugikan.
Alfi damayanti bekerja di PT Ikeda sejak 2022. Sedangkan oknum manajer yang diduga melakukan pelecehan seksual padanya berinisial H, sudah bekerja sejak tahun 2020.
Saat ini, H sudah dinonaktifkan untuk menjalani proses hukum yang menjeratnya.
Manajeman PT Ikeda angkat bicara mengenai peristiwa yang memalukan ini.
Perwakilan Manajemen PT Ikeda, Ruddy Budhi Gunawan berharap, isu staycation yang menimpa perusahaanya dapat segera diselesaikan.
Dia tidak ingin kasus ini kelak menimbulkan dampak kepada para pekerja maupun pencari kerja.
Ruddy memastikan, pihak perusahaan telah memberikan sanksi tegas kepada oknum atasan nakal yang ajak staycation karyawatinya.
“Sejak viralnya kasus ‘staycation’ ini, kami sudah memberikan sanksi kepada H berupa skorsing atau penonaktifan,” ujar Ruddy di Kawasan Bintang Alam, Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Sabtu (13/5).
Menurut Ruddy, kelakuan H tindakan mencerminkan sikap perusahaan dan di luar dari standard operating procedure (SOP) perusahaan.
Sehingga menurutnya, kasus ini merupakan permasalahan personal.
“Apa yang dilakukan oleh H itu merupakan di luar dari SOP perusahaan, jadi ini betul-betul permasalahan personal atau pribadi. Namun, karena ini terjadi di perusahaan kami PT Ikeda, perusahaan harus mengambil sikap,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan, bahwa PT Ikeda intens berkomunikasi dengan aparat penegak hukum yang menangani kasus tersebut.
“Kami mendukung proses hukum yang tengah dilakukan kepolisian, makanya kami nonaktifkan terlapor agaf memudahkan proses pemeriksaan dan penyelidikan. Selain itu kami juga intens berkomunikasi dengan Disnaker terkait penanganan perkara tersebut,” tuturnya.