Dengan peningkatan luasan areal perkebunan tebu ini, lanjut Imron, menandakan bahwa semangat dan antusiasme petani di Kabupaten Cirebon untuk menanam tebu masih cukup tinggi.
“Ini juga dibuktikan dengan adanya pengaktifan kembali PG Sindanglaut pada musim giling tahun 2023, setelah berhenti giling selama tiga tahun," ujar Imron, saat menghadiri pengaktifan kembali PG Sindanglaut, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Rabu kemarin.
“Ritual” giling tebu, jelas Imron, merupakan kegiatan yang dinanti-nantikan para petani. Karena kegiatan giling ini merupakan akhir dari penantian panjang para petani tebu. Selama sekitar 10 bulan, para petani menanam dan memelihara tanaman tebu tersebut.
Imron pun menyebutkan, tahun pertama beroperasinya kembali PG Sindanglaut, target tebu yang digiling sebanyak 1.827.224 kuintal. Adapun sasaran rendemennya sebesar 7,50 persen dan produksi gula sebesar 137.526 kuintal.
BACA JUGA:KISAH 32 Bhiksu Thailand Jalan Kaki 3 Ribu Kilometer dan Kini Sampai ke Cirebon
"Petani dan seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Cirebon menyambut baik kabar bahagia beroperasinya kembali PG Sindanglaut," tukas Imron.
Dengan dibukanya kembali PG Sindanglaut ini, harap Imron, petani termotivasi untuk kembali melaksanakan budidaya tebu sesuai good agriculture procedure (GAP). Sehingga, bahan baku giling di PG Sindanglaut dapat tercukupi dan tanaman tebu kembali menjadi salah satu komoditas unggulan.
Seperti diketahui, PG Sindanglaut yang berlokasi di Lemahabang, Kabupaten Cirebon, ditutup tahun 2020. PG ini memang warisan Belanda yang berdiri sejak tahun 1898.
Ketika itu, manajemen RNI mengatakan penutupan PG tersebut hanya sementara. Penutupan itu bertujuan untuk memberi kesempatan kepada PG Sindanglaut menata kembali upaya pengembangan area dan wilayah penanaman tebu. Selain itu juga untuk merefleksi kembali langkah penguatan kerja sama petani tebu dengan pabrik gula.
BACA JUGA:Sekarang 6, Benarkah Akan Ada 9 Provinsi Baru di Pulau Jawa? Begini Pemetaan Wilayahnya Sesuai DOB
PG Sindanglaut ini berada di bawah naungan PG Rajawali II. Perusahaan ini merupakan grup usaha RNI. Rajawali II mengelola empat pabrik gula, yakni Jatitujuh, Subang, Tersana Baru, serta Sindanglaut. (*)