Kesalahan lain yang bakal mendapat hukuman adalah santri meninggalkan asrama atau mengambil barang teman seasrama.
BACA JUGA:Tujuh Kiai Leluhur Dahlan Iskan Dikubur Hidup-Hidup oleh PKI, Gemetar Lihat Sumur Maut Soco
Dengan melihat banyaknya hukuman kepada santri, Syekh Panji Gumilang bertekad untuk mendirikan pesantren tanpa ada kekerasan.
"Di Al Zaitun damai sekali," katanya.
Hal lain yang diutarakan Syekh Panji Gumilang kepada Dahlan Iskan soal Gontor, perihal makanan santri.
Pemberian makanan untuk anak tingkat SMP-SMA di Gontor, kala itu, ingin dikoreksi Syekh Panji Gumilang.
BACA JUGA:Ngeri! Korban Penipuan Tiket Konser Coldplay Berjumlah Puluhan Orang dan Kerugiannya Ratusan Juta
"Itu mengakibatkan siswa berbohong," katanya.
Hal tersebut pernah dialami Syekh sendiri waktu sekolah di sana, sering berbohong minta makanan ke dapur dengan alasan untuk makan sahur.
Namun, ketika paginya ketahuan ikut sarapan, Syekh mendapat teguran, padahal malamnya sudah minta makanan ke dapur untuk puasa.
"Maka saya berbohong lagi. Saya bilang lupa," ujarnya.
BACA JUGA:Waspadai Penularan MERS-CoV di Tanah Suci, Kemenkes Himbau Jamaah Haji Agar Lakukan Ini
Rentetan pengalaman yang dialami Syekh itu, menambah tekad bulat di masa akan datang untuk mendirikan pesantren sendiri.
"Kelak, kalau membuat pesantren, santri harus cukup makan. Untuk bisa memberi cukup makan harus punya sumber makanan sendiri," tekadnya.
Kontrol kedisiplinan di Gontor memang ketat. Lewat struktur kepengurusan santri, yang senior diberi wewenang untuk mengawasi yang junior.
Para santri senior juga punya wewenang menjatuhkan hukuman bagi para pelanggar di lingkungan pesantren.