Tidak berhasil di Subang, Syekh Panji berkendara terus ke arah timur, menjauh dari Jakarta dengan harapan mendapat tanah murah.
BACA JUGA:VIRAL! Lapor KDRT Jadi Tersangka, Polres Metro Depok Kasih Penjelasan: Suami Istri Tersangka
Syekh Panji Gumilang akhirnya masuk ke pedalaman Indramayu, kemudian sampai di salah desa dengan nama Gantar.
Dirinya yang merupakan alumni Gontor, baru sekali kali ini tahu ada desa bernama Gantar.
Karena memiliki nama mirip, Syekh Panji Gumilang memutuskan untuk mencari tanah di Desa Gantar.
Ketika sedang makan di sebuah warung, Syekh kemudian ditawari tanah yang akan dijual oleh penduduk sekitar.
BACA JUGA:Rekonstruksi Pembunuhan di Kuningan, Kapolres: Adegan 15-25 Pelaku Menghabisi Korban
"Ada tanah luas di sana. Tapi tanahnya jelek," ujar warga kepada Syekh.
Syekh Panji minta diantar ke tanah jelek itu. Luasnya 60 hektare dan harganya murah sekali.
Tidak butuh lama, Syekh Panji membayar harga tanah yang ditawarkan tersebut, lalu dibuatlah sebuah gubuk sebagai tanda ada penghuni baru di lokasi itu.
Informasi menyebar cepat, warga yang ingin menjual tanah langsung mendatangi gubug Syekh Panji.
BACA JUGA:Bebas, Penahanan Sopir dan Kernet Bus Masuk Jurang di Guci Tegal Ditangguhkan
Hingga akhirnya, tanah yang awalnya seluas 60 hektare menjadi 1200 hektare.
Perjuangan Syekh Panji dalam mencari tanah tersebut, menjadi Catatan Dahlan Iskan di laman disway.id edisi Rabu 24 Mei 2023.
Kini, tanah yang awalnya padang gersang tanpa penghijauan, berubah menjadi Komplek Al Zaytun.
Berdiri megah di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.