Jika rata-rata nengosumsi setengah kilo gram beras, itu artinya per hari harus disediakan dua ton beras. Tentu itu di luar sayuran, buah-buahan maupun makanan suplemen pendukung.
Yang menarik, di Al-Zaytun seluruh kebutuhan pangan warganya dipenuhi dari hasil sendiri. Caranya dengan strategi pemberdayaan masyarakat setempat yang ditopang teknologi tepat guna.
Warga bekas pemilik lahan yang telah dibeli Al Zaytun, masyarakat sekitar maupun pendatang diberi kesempatan menggarap persawahan. Sistemnya dengan cara bagi hasil. Mereka difasilitasi dan dimodali oleh pondok.
Para petani penggarap itu diorganisir dalam satu wadah paguyuban. Namanya Paguyuban Petani Penyangga Ketahanan Pangan Indonesia (P3KPI).
BACA JUGA:ASTAGA! Keperawanan 41 Santriwati Direnggut Pimpinan Ponpes, Sebelum Melakukan Menjanjikan Surga
Di sekitar pondok itu berlaku kebiasaan musim tanam dua kali setahun. Bibit padi dan sarana produksi disediakan, yang akan diperhitungkan setelah panen. Dengan istilah “yarnen” atau bayar panen.
Sisanya dibagi dua dengan Al-Zaytun. Yang membeli seluruhnya sesuai harga yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Gabah yang telah dibersihkan disimpan dalam satu silo berkapasitas 1000 ton. Al-Zaytun memiliki satu rangkaian penggilingan padi terpadu berbentuk horizontal. Jenis ini hanya ada dua di Indonesia.
Padi digiling sesuai kebutuhan. Mesin gilingan padi tersebut hanya dilayani dua orang. Mulai dari masuk gabah hingga keluar beras premium yang telah terjahit dalam karung-karung.
BACA JUGA:‘Ojo Dibanding-bandingke’, Syekh Panji Gumilang: Teruslah Bekerja, Yakin dengan Diri Sendiri
Teknologi dan komputer yang membantu kelancaran kerja dua orang tersebut. Kapasitas giling mencapai 50 ton per hari.
Dari mana bibit padinya? Bibit unggul ini padi hasil pemuliaan sendiri. Ada jenis kualitas Thailand, kualitas padi Jepang hingga padi unggul daerah.
Ponpes Al-Zaytun mengembangkannya sendiri. Karena menurut Syekh Panji, kualitas bibit padi pemerintah selama ini adalah eks bibit IR. Bibit itu sudah lama tidak diperbaharui, serta boros pupuk kimia.
Tanaman padi menggunakan pupuk kandang yang berasal dari limbah kotoran ratusan sapi, domba, kambing, dan ribuan ayam hasil pemuliaan (peliharaan) di sana.
BACA JUGA:MENGHARUKAN! Cerita Chris Martin Temukan Anak Kerja di Toko Pakaian: Dad Get Out!
Bekas pepadian dan tanaman buah-buahan musiman lainnya dijadikan sebagai campuran kompos.