Sebagai pusat pemerintahan, Kasultanan Kasepuhan memiliki beberapa bangunan, baik yang menyatu di kompleks Kasultanan Kasepuhan maupun yang terpisah dari kompleks Kasultanan Kasepuhan. Radarcirebon.com menyusuri beberapa bangunan antara lain sebuah ruangan yang biasa disebut dengan istilah bangsal terdiri atas empat ruang utama, Bangsal Jinem Pangrawit, tempat Pangeran Patih atau wakil sultan menerima tamu. Di sebelah kiri dan kanan Jinem Pangrawit terdapat pintu samping yang berbama Pintu Buk Bacem. Bagian atas pintu yang bentuknya melengkung seperti buk ini banyak dihias berbagai ragam bentuk ragam hias khas Cirebon. Pintu-pintu ini masing-masing berfungsi sebagai tempat lalu lintas atau keluar masuk pengunjung atau wisatawan berada di sebelah barat, sedangkan pintu di sebelah timur berfungsi khusus untuk sarana keluar masuk keluarga keraton. Sebelum masuk Bangsal Pringgandani, terdapat sebuah koridor bertiang putih. Koridor ini bernama Gajah Mulih. Pemberian nama Gajah Mulih sendiri tampaknya disesuaikan dengan motif ukiran yang menampilkan sosok gajah yang banyak terdapat di sisi kiri kanan bangunan Bangsal Pringgandani. Koridor ini dibangun oleh Sultan Sepuh IX pada tahun 1845. Bangsal Pringgodani berfungsi sebagai tempat pisowan atau bertemunya para bupati dan pembesar lainnya di samping acara seremonial kerajaan lain yang bersifat penting. Memasuki Bangsal Pringgandani, menatap langit cerah dihiasi taburan bintang-bintang serasa memasuki tanah di kerajaan Cina. Hal itu mengingat dominasi warna merah menyala. Warna khas dari kerajaan yang ada di daratan Cina. Hakikatnya, Cirebon mula bernama Caruban memiliki makna caruban atau campuran dari berbagai budaya yang majemuk yang terjadi berabad-abad yang lampau. Namun orang-orang dari belahan dunia lain baru memperbincangkan keunikan Cirebon pada saat ini. Di sebelah barat Bangsal Pringgandani terdapat sebuah bangsal yang bernama Langgar Alit,berfungsi pokok sebagai sarana keluarga keratin sholat dan tempat tadarusan di bulan Ramadhan. Di tempat ini pulalah dinamika musik gembyung dimainkan. Di sebelah timur Bangsal Pringgandani terdapat Bangsal yang bernama Jiem Arum. Di sinilah tamu-tamu yang hendak menghadap raja menunggu sebelum dipanggil oleh petugas protokoler kerajaan. Bangsal Prabayaksa, bermakna secercah sinar cukup kharismatik, perlindungan sultan yang secara sungguh-sungguh terhadap rakyat dengan kekuasaan dan kewenangan yang melekat padanya. Pada keempat dinding bangsal ini terdapat empat relief yang dibuat oleh Arya Carbon Kararangan. Relief yang berupa kembang kanigaran ini dibangun pada tahun 1710. Kembang kanigaran memiliki makna simbolisasi penguasa Negara yang welas asih terhadap rakyatnya. Lurah Kraton, Moh. Maskun mempersílakan Radarcirebon.com, memasuki, ruang utama Keraton Kasepuhan bernama Bangsal Panembahan. Memasuki Bangsal Panembahan serasa memasuki peradaban masa lampau yang tak terhingga. Di Bangsal Panembahan inilah Gusti Sultan bersinggasana. Dari sebuah singgasana sederhana inilah tampak kesederhanaan pemimpin Cirebon di masa lalu. Di samping fungsi utamanya sebagai tempat sultan menjalankan roda pemerintahannya, agaknya di sini pulalah tempat sultan beristirahat dan melepas lelah. Di belakang snggasana terdapat tempat tidur yang bernama Ranjang Kencana, Kaputran dan Kaputren. Di bagian timur Bangsal Pringgandani terdapat kaputran. Kaputran merupakan tempat tinggal putra raja yang laki-laki. Sedangkan di bagian barat agak belakang terdapat kaputren. Kaputren adalah tempat tinggal putra raja yang perempuan. Di depan kaputren agak ke barat terdapat bangunan yang bernama Dapur Mulud. Di tempat ini segala kebutuhan masyarakat dalam acara memperingati lahirnya Nabi Muhammad (muludan). Di sebelah selatan bangunan kaputren terdapat bangunan yang dinamai Pemburatan. Pemburatan ini berfungsi sebagai tempat memburat atau mengerik kayu wangi untuk membuat boreh (lulur atau bedak) pelengkap keselamatan pada acara-acara muludan. (wb)
Satu Malam di Kraton Kasepuhan
Selasa 14-01-2014,10:54 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :