INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Sejumlah warga mengungkap kesaksian mengenai Mahad Al Zaytun dan sosok Syekh Panji Gumilang dalam kesehariannya, ternyata hal tersebut tak seperti yang diduga.
Kesaksian tersebut menjadi hal langka, apalagi diungkapkan oleh mereka yang setiap harinya bolak-balik ke lingkungan Pondok Pesantren Al Zaytun.
Para warga tersebut berasal dari Desa Mekarjaya, Desa Temiyangsari, Kecamatan Gantar dan sekitarnya.
Tentu, para warga yang setiap hari bolak-balik di lingkungan pondok pesantren tersebut sangat mengenal kondisi di sana.
BACA JUGA:374 Jemaah Haji Asal Majalengka Dilepas dari Embarkasi Indramayu, Simak Pesan Wamenag
Apalagi diantara mereka sudah bekerja di atas 2 tahun. Ada juga yang sudah 7 tahun. Sehingga bukan 1 atau 2 kali saja berjumpa dengan Syekh Panji Gumilang.
Mereka juga sangat mengenal lingkungan pesantren, meski kesehariannya berada di area yang berbatasan dengan masyarakat.
Menurut mereka, sebenarnya pesantren sangat terbuka kepada warga sekitar. Bahkan tidak sedkit yang dipekerjakan. Terutama di lahan garapan yang dikerjakan dengan sistem bagi hasil.
Tetapi tidak banyak yang kuat bertahan dengan sistem kerja di Mahad Al Zaytun khususnya Lembaga Kemakmuran Masjid (LKM) Rahmatan Lil Alamin.
BACA JUGA:Sutardi Rahardja Ketua Umum KONI Kabupaten Cirebon Terpilih, Menang dari Asdullah dan Sandi
LKM tersebut membawahi beberapa usaha. Salah satunya sentra pertanian yang menjadi kebutuhan pangan dari pesantren.
Sayangnya, meski peluang kerja terbuka, tapi tidak banyak yang kuat. Meski bertani, tetapi waktu kerja mereka diatur yakni masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 16.00 WIB.
Jam istirahat juga seperti karyawan yakni pukul 12.00 sampai dengan 13.00. Namun, bukan itu yang sulit bagi warga setempat utamanya laki-laki.
Sebab, ada larangan merokok. Nah, larangan tersebut yang membuat banyak warga tidak kerasan kerja di lahan pertanian tersebut.
BACA JUGA:Bhiksu Thudong Menyampaikan Pesan Penting di Kendal, Bhante Wawan: Banyak Informasi yang Salah