Adang mengakui, pupuk majemuk belum begitu dikenal oleh masyarakat luas sebagai pupuk alternatif. Bahan dasar pupuk itu dapat diperoleh dari batuan fosfat, dolomit, dan belerang.
Sementara unsur hara nitrogen (N) diambil dari urea dan kalium (K) diambil dari KCl. Fosfat alam merupakan salah satu mineral yang mengandung unsur hara penting bagi pertumbuhan tanaman.
Lebih dari 90 persen produk fosfat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk. Baik sebagai pupuk buatan maupun pupuk alam.
BACA JUGA:MA Disebut Akan Kabulkan PK KSP Moeldoko, Pesan SBY ke Kader Demokrat Jika Keadilan tak Datang
Demikian juga unsur hara dari batuan dolomit yang merupakan senyawa rangkap antara karbonat dari kalsium dan magnesium. Kedua mineral ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk majemuk.
Batuan fosfat dan dolomit tersebut apabila direaksikan dengan asam sulfat (H2SO4) akan menghasilkan pupuk anorganik (pupuk majemuk) yang mengandung beberapa unsur hara.
Pupuk yang relatif murah adalah pupuk dengan bahan baku utamanya antara lain fosfat dan dolomit dalam negeri. Kondisi ini sangat menguntungkan.
Karena penggunaan bahan baku mineral dalam negeri, otomatis dapat mengembangkan industri dalam negeri pula.
Keunggulan dari pupuk majemuk berbasis mineral ini antara lain bahan baku mineral fosfat, dolomit, dan belerang mudah didapat. Proses pembuatannya juga relatif mudah.
Secara garis besar prosesnya melalui tahapan sebagai berikut; batuan fosfat dan dolomit terlebih dahulu dipreparasi dengan Jaw Crusher, kemudian digerus dengan ball mill selama 15 menit.
Pengayakan dilakukan dengan ayakan dengan ukuran tertentu. Kemudian dicampurkan lalu disaring. Setelah proses penyaringan, kemudian dikeringkan. Lalu ditambahkan NH4 dan KCl.
Nah, ternyata hasil uji pemanfaatan yang dilakukan Balitsa didapat bahwa tanaman yang produksinya lebih baik jika diberi pupuk majemuk dibandingkan dengan pupuk oplosan.
Keunggulan lain pupuk majemuk berbasis mineral adalah dari segi keekonomian. Sebab, biaya produksi pupuk majemuk berbasis mineral ini jauh lebih murah dibandingkan dengan pembuatan pupuk oplosan.
Dengan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh pupuk majemuk, pupuk ini bisa dijadikan alternatif. Terlebih jika kebutuhan pupuk terus meningkat. (*)