BACA JUGA:Daftar 15 SMA Negeri Terbaik di Jawa Barat Ada dari Kota Cirebon, Referensi untuk PPDB 2023
Meski demikian, yang menjadi alat untuk mengancam dan memeras Rebecca bukan lah videonya. Melainkan tangkap layar dari video tersebut.
"Dua orang tersangka itu salah satunya memiliki video. Tetapi yang dipergunakan sebagai alat peras adalah capture dari video tersebut," lanjutnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa, Rebecca sempat ketakutan jika video tersebut tersebar.
Untuk itu, dia akhirnya menyanggupi permintaan para tersangka. Yakni, dengan memberikan sejumlah uang kepada para tersangka.
"Terhadap capture video tersebut RK merasa takut video tersebar akhirnya memenuhi permintaan dari kedua tersangka tersebut," kata Ramzi.
"Sempat melakukan beberapa kali transfer senilai sampai dengan total Rp30 jutaan. Tapi keuntungan terhadap pemerasan tersebut dibagi dua oleh mereka," imbuhnya.
Kasus keduanya kemudian berakhir dengan restorative justice. Keduanya bersepakat untuk memusnahkan barang bukti berupa video.
"Barang bukti yang ditemukan mereka mengamankan salah satunya adalah handphone, laptop. Saat itu kesepakatan dalam restorative justicenya adalah dimusnahkan," pungkasnya. (Fajar).
BACA JUGA:WADUH! Syekh Panji Gumilang Minta Kolom Agama di KTP Dihapus: Sudahlah Jangan Dicantumkan Agama