Syekh Al Zaytun pun menyapa kambing jantan itu dengan bahasa Jawa: “Ono opo le?” Artinya “Ada apa nak?” Thole atau Le adalah panggilan untuk anak lelaki dalam bahasa Jawa.
Kemudian sambil memegang janggut kambing itu, Syech Al Zaytun berkata: “Nggantheng kowe le”. Artinya: “Ganteng kamu nak”.
Begitulah salah satu contoh Syekh Panji Gumilang memuliakan makhluk lain. Yang demikian itu hanya akan terjadi pada diri manusia yang telah terwujud jiwa “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”.
Padahal di banyak tempat, kambing jantan PE yang cukup besar itu biasanya bersikap “galak” kepada orang asing. Mereka hanya akan akrab dengan yang biasa memberinya makan.
BACA JUGA:ALHAMDULILLAH! Harga BBM Hari Ini Per 1 Juni 2023 Turun, Cek Disini
Namun tidak demikian dengan kambing Al Zaytun. Kambing yang hidup dan besar di pusat pendidikan ini, selaku akrab dan familiar dengan para pendidiknya. Juga sangat menghormati tamu pendidiknya.
Mengapa demikian? Karena kambing-kambing itu memang selalu diajak berbicara oleh para pendidiknya. Juga pendidiknya selalu memuliakan hewan dan tanaman peliharaan di pondok itu. (*)