Dulu Gubuk Janda, Gedung Perundingan Linggarjati Berubah Jadi Hotel dan Tempat Bersejarah

Senin 05-06-2023,12:23 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Ceritanya, perundingan tersebut sempat akan dilaksanakan di Jogjakarta. Tapi, Belanda menolak karena kekuatan Indonesia ada di sana.

Belanda usul perundingan dilakukan di Jakarta. Sebaliknya, giliran Soekarno dan Hatta yang menolak.

Sebab, di Jakarta waktu itu, menjadi pusat dari kekuatan Belanda. Hingga akhirnya, Menteri Sosial RI, Maria Ulfah mengusulkan agar dilaksanakan di Kuningan.

Perundingan dilaksanakan di Hotel Merdeka yang ada di kaki Gunung Ciremai. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi di sana.

BACA JUGA:Cerita Keturunan Pemilik Gedung Perundingan Linggarjati, Tiap Tahun Masih Datang ke Kuningan

Oleh masyarakat setempat, bangunan ini sering disebut sebagai Gedung Naskah. Sebab, di sinilah lahir 3 poin penting yang kemudian menjadi pengakuan kedaulatan terhadap Indonesia.

Maria Ulfah ternyata juga jarang disebut saat bicara mengenai Gedung Perundingan Linggarjati. Padahal, sosok menteri sosial tersebut adalah yang mengusulkan tempat itu.

Menariknya, Maria Ulfah adalah putri dari Bupati Kuningan yang menjabat sebagai menteri sosial di era itu.

Gedung Perundingan Linggarjati meski berganti-ganti dari gubug menjadi rumah hingga hotel, ternyata menjadi kenangan tersendiri bagi keluarga Jacobus Koos Johannes van Os.

BACA JUGA:LAGI, Erick Thohir Mendapat Surat Peringatan FIFA

Bahkan, putri Johannes van Os yakni Joty ter Kulve van Os seringkali berkunjung ke sana. Kebiasaan itu, juga diteruskan anak-anaknya.

"Lieu de Memoire (rumah kenangan)," sebut Joty ter Kulve mengenai gedung tersebut. 

Rumah kenangan tersebut, tentu saja bukan hanya bagi Joty dan keluarga van Os. Gedung tersebut juga menjadi sejarah dalam upaya pengakuan kedaulatan Indonesia.

Demikian kisah dari Gedung Perundingan Linggarjati yang dulu ternyata sebuah gubuh janda yang direnovasi menjadi rumah dan hotel.

Kategori :