Topobroto, Cara Mahad Al Zaytun Jawab Berita Viral, Apa Maksudnya?

Kamis 08-06-2023,09:58 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Berita viral yang menerpa Al Zaytun itu ditanggapi bermacam-macam. Ada yang ngotot fakta, ada yang mengatakan fitnah. Banyak juga yang menganggap hanya kritik biasa. 

Tapi bagi civitas Mahad Al Zaytun, berita viral yang menyudutkan pondoknya itu dianggap hanya dianggap angin lalu. Tidak berpengaruh bagi pondok itu.

Bahkan, sepertinya orang dalam pondok yang dipimpin oleh Syekh Panji Gumilang itu menganggap tak penting menanggapi fitnah hanya dengan kata-kata.

Yang terpenting bagi mereka justru Al Zaytun bisa membalas fitnah itu dengan karya nyata. Menurut mereka hanya dengan karya nyata, fitnah itu akan hilang dengan sendirinya.

BACA JUGA:Detik-detik Pratama Arhan Bikin Heboh Jepang, Reaksi Pemain dan Suporter Seperti Tak Percaya

Keyakinan itulah yang selalu dikobarkan oleh civitas pondok yang berada di Mekarjaya, Gantar, Indramayu ini. Mereka yang berprinsip sepeti itu ternasuk di antaranya para wali santri. 

Ada salah satu wali santri yang terpancing menulis tenggapan berita viral yang dianggapnya fitnah itu. Penulis yang wali santri itu hanya menggunakan inisial CAM. 

Dia memulai tulisannya dengan mengutip ungkapan sahabat Abu Bakar As Shiddiq. “Jadilah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, yang tumbuh di tepi jalan. Dilempar dengan batu, namun tetap dibalas dengan buah”.

Dia mengungkapkan, pada tahun ketiga Topobroto, Al Zaytun mendapat angin kencang. Angin itu berupa fitnah yang menyulutkan api permusuhan. Api itu bahan bakarnya adalah manusia.

BACA JUGA:WAH! Connie Rahakundini Bakrie ‘Tantang’ Syekh Panji Gumilang Bangun Kapal Perang: Saya Berharap…

Tiga tahun Al Zaytun Topobroto? Nah inilah yang belum banyak dimengerti oleh banyak orang, apa yang dimaksud kalimat itu. Apakah yang dimaksud itu mereka sudah tiga tahun, diam diri akibat pendemi. Atau apa? 

Tapi istilah topobroto itu sering ditulis oleh civitas Mahad Al Zaytun. Misalnya ketika menjelang Hari Raya Idul Adha tahun 2021, juga disinggung soal topobroto.

Ketika mengumumkan jumlah hewan korban di pondok itu, Syech Al-Zaytun Panji Gumilang menyampaikannya dalam shilaturrahim topobroto. Kejadian itu persisnya pada hari Ahad, 18 Juli 2021 yang lalu. Saat itu memang sedang pandemi covid.

Padahal Tapa Brata atau Topobroto adalah istilah dari bahasa Jawa. Pengertiannya itu sendiri sama dengab bertapa. Bisa juga dikatakan seseorang mengasingkan diri dari keramaian.

BACA JUGA:Maria Ulfah Santoso, Mensos RI Pertama, Putri Bupati Kuningan yang Usulkan Perundingan di Linggarjati

Kategori :