Sementara kebutuhan listrik dalam satu bulan rata-rata Rp 351.646.190. Dalam satu tahun Rp 4.219.754.285. Internet, telepon dan lainnya Rp 18.209.809. Sementara dalam satu tahun Rp 218.517.000.
Yang tidak kalah besar adalah BBM untuk mobil dan alat berat yakni Rp 246.666.667 atau dalam satu tahun Rp 2.960.000.000.
Beban yang tidak kalah besar adalah perguruan tinggi, karena ada antar jemput dari kawasan yang cukup jauh. Bahkan sebulan bisa mencapai Rp 442.578.526 atau satu tahun Rp 5.310.310.942.306.
"Yang besar pajak. Besar pajak ini. Meliputi PBB, PPH ini untuk pajak kalau kita balik nama pembelian lahan. PPN, impor barang, kendaraan dan perbankan," ungkapnya.
BACA JUGA:KUR Super Mikro BSI Disalurkan di Cirebon, Pengusaha Tambak Udang Ketiban Rezeki
Dalam satu bulan Rp 515.485.701, setahun Rp 6.185.504.410. "Jumlah per bulan kita memerlukan dana hanya untuk pendidikan, belum pembangunan dan pembebasan lahan. Jumlahnya Rp 9.935.649.221. Satu tahunnya Rp 119.227.790.649," beber syekh.
Menurutnya, secara keseluruhan persentase anggaran di Al Zaytun didominasi oleh honor-honor mencapai 42 persen.
Berikutnya alat tulis 3,6 persen. Makan 37 persen. Listrik 3,5 persen. Internet dan telepon 0,18 persen, BBM berikut untuk alat berat 2,4 persen dan transportasi 4,4 persen serta pajak 5,1 persen.
Untuk kebutuhan pendidikan tersebut, Syekh Al Zaytun tidak menampik bahwa ada bantuan dari negara yang jumlahnya juga cukup besar.
BACA JUGA:Timnas Argentina Sudah di Indonesia, Lionel Messi di Mana: Aku Sedang Mengerjakan Sesuatu
Negara memberi bantuan lewat skema macam-macam seperti BOS hingga BPMU. Untuk periode Juli 2022 hingga Juni 2023 totalnya Rp 43.652.662.000.
Bantuan diterima dalam bentuk BOS PAUD Rp 31 juta, MI Rp 682 juta, MTS Rp 1,186 miliar dan MA Rp 1,421 miliar.
"Ini bantuan negara. Terima kasih kita ucapkan kepada Negera Republik Indonesia, telah membantu Al Zaytun untuk penyelenggaraan pendidikan," bebernya.
Kata syekh, dari anggaran setahun bantuan negara mencapai 36,6 persen. Porsinya cukup besar dan luar biasa. Sehingga, pengelola cukup longgar untuk mencari kekurangan sebesar 63,4 persen tersebut.
BACA JUGA:Bukan Hanya Pemain, Wanita Ini Pun Kena Rotasi Lionel Scaloni
"Per bulannya hanya Rp 6 miliar. Itu cukup kita dari pisang, beras, ikan, daging. Jadi enteng. Cuma Rp 6 m sebulan, enteng. Karena kita punya keyakinan, la haula wala quwwata illa billah," tegasnya.