CIREBON – Jadikan Majelis Tawajjuh ini sebagai infrastruktur pembangunan pendidikan karakter bangsa Indonesia di tengah degradasi moral dan akidah. Pesan tersebut disampaikan Ketua PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siraj di hadapan ribuan jamaah dzikir tawajjuhan pada peringatan milad ke-5 Majelis Tawajjuh Indonesia (MTI), pimpinan KH R FW Anom Kusumajati di Pondok Pesantren Al-Jauhariyah, Desa Balerante Kecamantan Palimanan, kemarin malam (25/12). “Sebab kalau kekuasaan diliputi oleh hawa nafsu, serakah, tamak, culas, dan lain sebagainya, kehidupan suatu bangsa pasti hancur. Majelis Tawajjuh ini berfungsi untuk menjaga moralitas bangsa dengan selalu memanjatkan dzikir kepada Allah,” paparnya. Pria yang biasa disapa Kang Said ini mengatakan, bertawajjuhan sebagai salah satu solusi untuk memperbaiki akhlak manusia. Untuk itu dalam majelis ini singkirkan sekat-sekat perbedaan baik itu golongan, ras, kepentingan, partai politik, ormas. “Tujuan kita disini sama, yakni meminta ampunan kepada Allah dan melantunkan sholawat kepada nabi besar Muhammad SAW,” katanya. Sebelumnya dia menjelaskan bahwa untuk menciptakan suatu kehidupan berbangsa dan bernegara dengan benar dalam Alquran diterangkan bahwa umat Islam harus pintar, taqwa, dan berkhlak mulia. “Kalau tiga-tiganya bisa disinergikan, Insya Allah umat Islam di Indonesia akan lebih maju dibandingkan umat Islam di negara lain,” bebernya. Terpisah, pimpinan Majelis Tawajjuh Indonesia KH R FW Anom Kusumajati atau biasa disapa Abah Anom menjelaskan tujuan dari Tawajjuhan ini adalah untuk memberdayakan sumber daya moral. “Dewasa ini di berbagai belahan dunia sedang terjadi pergeseran nilai moral. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh kalangan politisi, pengusaha, negarawan, budayawan, tapi juga dilakukan oleh kalangan agamawan. Maka tidaklah heran apabila terjadi penderitaan dan bencana multidimensi. Melihat fenomena tadi, kita wajib mencari solusinya, melalui muhasabah dan bermunajat kepada Allah,” paparnya. Dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama introspeksi diri, berdzikir, berdoa. “Melalui gelar tausyiah dan dzikir tawajjuhan kita memohon agar dilimpahkan taufik, hidayah, dan ampunan kepada Allah,” katanya. Sementara itu, menurut Ketua Pelaksana Milad MTI ke-5 ini KH Wildan J mengatakan sebelumnya telah diadakan acara bakti sosial untuk kaum duafa dengan sunatan masal yang diikuti 25 anak, pengobatan gratis sebanyak 500 orang dan santunan kepada warga tak mampu sebanyak 400 orang. “Semua dilaksanakan pada Sabtu (25/12) dari pukul 08.00-16.00,” paparnya. Hadir juga dalam kegiatan tersebut Kepala Badan Koordinato Wilayah III Cirebon H Ano Sutrisno, Dandim 0620 Letkol Arh Jamaah, Anggota DPR-RI Komisi X H Qomar, Anggota DPRD Kabupaten Cirebon H Satori, Sultan Kacirbonan Pangeran Abdul Gani, serta Staf Khusus Menteri Pendidikan Kusnandi yang mewakili Menteri Pendidikan RI yang berhalangan hadir. Acara yang dimulai pada pukul 21.00 berakhir sekitar pukul 23.30. (jun)
Sikap Culas, Bikin Bangsa Hancur
Senin 27-12-2010,07:48 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :