CIREBON, RADARCIREBON.COM -- Namanya lebih dikenal sebagai Madrais. Kependekan dari Muhamad Rais.
Jauh sebelum Panji Gumilang menjadi sosok kontroversial. Ada tokoh dari Cigugur, Kabupaten Kuningan.
Dia adalah Pangeran Alibasyah Wijayakusumah atau Sadewa Alibasa Koesoema Widjayaningrat yang lebih dikenal dengan nama Madrais.
BACA JUGA:Ajaran Pangeran Madrais Dedengkot Sunda Wiwitan dari Kuningan, Pencetus Agama Djawa Sunda
Madrais adalah kependekan dari nama pemberian kakeknya ketika kecil, Muhamad Rais.
Madrais tokoh spiritualis yang melegenda dari Cigugur, Kabupaten Kuningan. Konon masih keturunan Sunan Gunung Jati dari garis keluarga Keraton Gebang.
Laman historyofcirebon.id menyebutkan, Madrais putra Alibasa Koesoema Widajayaningrat, generasi ke 11 dari Keturunan Sunan Gunung Jati.
Dengan demikian, Madrais merupakan darah biru. Keturunan bangsawan. Bahkan, keturunan dari Wali Allah yang sangat termashur di Tanah Jawa.
Namun demikian, kehidupan Madrais sejak kecil dilalui dengan tidak mudah. Dia dirumorkan sebagai keturunan tidak sah dari keluarga Keraton Gebang.
Hingga akhirnya, Muhamad Rais atau Madrais kecil menetap bersama ibunya di Cigugur, Kabupaten Kuningan.
BACA JUGA:Kisah Zezen Zainal, Mulai dari RCTV Kini Bakal Ceramah di Tv Nasional
BACA JUGA:Terlalu Banyak Kontroversi, Bukan Hanya Meninjau, Al Zaytun Harus Ditutup
Meski demikian, Madrais dimasukan oleh kakeknya ke pesantren untuk mendalami agama Islam.
Sebagai santri yang cerdas, Madrais kemudian mendalami banyak disiplin ilmu di pesantren. Namun akhirnya lebih tertarik mendalami ilmu mistik dan kebatinan.
Setelah dewasa, Madrais kembali ke Cigugur. Dia mendirikan padepokan dan menerima murid-muridnya sendiri. Madrais mengajar berbekal ilmu yang dia dapat di pesantren.